UNTUK mewujudkan pelayanan publik yang lebih inklusif, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram menggelar pelatihan dasar bahasa isyarat bagi petugas pelayanan publik. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat penyandang disabilitas, khususnya pelanggan dengan kondisi tuli, demi memastikan akses informasi yang setara bagi semua.
Pelatihan ini diselenggarakan secara hibrid dan dihadiri oleh puluhan peserta. Sebagai narasumber, BBPOM menghadirkan dua pakar dari SLBN 1 Mataram, Rochman Ardiansyah dan Rianah, yang memberikan materi mendalam dalam dua sesi utama.
Pelayanan Publik Inklusif Sesi membahas dasar-dasar pelayanan publik yang inklusif, termasuk definisi, landasan hukum, serta prinsip-prinsip pelayanan yang ramah terhadap kelompok rentan. Peserta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya sikap empati dan strategi praktis dalam menghadapi pelanggan dengan kebutuhan khusus, sehingga dapat memberikan layanan yang optimal.
Dasar-dasar Bahasa Isyarat Pada sesi ini, peserta mempelajari dasar-dasar penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Materi meliputi pengenalan abjad, angka, dan kosakata sederhana yang sering digunakan dalam interaksi sehari-hari. Dengan bekal ini, petugas diharapkan dapat lebih mudah berkomunikasi dengan pelanggan tuli secara efektif.
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya besar BBPOM dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai amanat undang-undang.
“Seluruh masyarakat Indonesia berhak mendapatkan informasi yang benar dan objektif terkait obat dan makanan. Pelayanan ini harus inklusif agar semua kelompok masyarakat, tanpa terkecuali, dapat terlindungi dari risiko kesehatan,” tegas Yosef.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teori, tetapi juga praktik yang akan sangat bermanfaat dalam keseharian tugas petugas pelayanan publik.
“Kami berharap kemampuan ini menjadi bekal berharga bagi petugas kami untuk memberikan layanan yang prima kepada masyarakat luas, termasuk pelanggan dengan disabilitas,” tambahnya.
Pelatihan ini, lanjut Yosef merupakan langkah awal yang mencerminkan komitmen BBPOM untuk mendukung inklusi sosial. BBPOM di Mataram berencana mengadakan program lanjutan berupa pelatihan intensif yang disertai simulasi langsung untuk memperdalam keterampilan petugas. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya inklusi dalam pelayanan publik juga akan ditingkatkan.
Dengan langkah-langkah ini, BBPOM di Mataram berharap dapat menjadi pelopor dalam menciptakan pelayanan publik yang inklusif, memastikan akses informasi obat dan makanan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, dan mendukung terciptanya kesetaraan sosial di Indonesia.(bul)