spot_img
Rabu, Februari 5, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TENGAHSebulan, Tujuh Pengendara Meninggal di Jalanan

Sebulan, Tujuh Pengendara Meninggal di Jalanan

Praya (Suara NTB) – Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum Polres Lombok Tengah (Loteng) selama tahun 2024 ini tercatat mengalami penurunan sekitar 12 persen. Dari total 296 kasus di tahun 2023 lalu menjadi 284 kasus selama tahun 2024 ini. Hanya saja, dari aspek tingkat fatalitas kasus lakalantas justru meningkat.

Hal itu bisa dilihat dari masih tingginya jumlah korban meninggal dunia akibat kasus lakalantas. Di mana rata-rata ada 7 sampai 8 orang meninggal dunia dalam sebulan dijalananya karena kasus lakalantas. “Total selama tahun 2024 ini ada 93 orang meninggal dunia sia-sia di jalanan karena lakalantas,” ungkap Kapolres Loteng AKBP Iwan Hidayat, SIK., saat memberikan keterangan pers di halaman Mapolres Loteng, Jumat, 27 Desember 2024.

Angka tersebut hampir sama dengan jumlah korban meninggal dunia di tahun 2023 lalu sebanyak 92 orang. Artinya, meski jumlah kasus lakalantasnya menurun. Tetapi tingkat fatalitasnya meningkat dengan korban meninggal dunia didominasi pengendara roda dua.

Masih tingginya angka fatalitas kasus lakalantas di Loteng salah satu penyebabnya yakni masih rendahnya kesadaran para pengendara dalam mematuhi aturan berlalu lintas. Terutama dalam hal penggunaan helm. Karena sebagian besar korban meninggal dunia tersebut tidak menggunakan helm saat berkendara.

“Kepatuhan menggunakan helm saat berkendara di daerah ini masih rendah. Inilah yang memicu masih tingginya tingkat fatalitas di daerah ini,” imbuh Iwan.

Untuk menekan tingkat fatalitas tersebut salah satu caranya ialah dengan menumbuhkan kesadaran patut berlalu lintas. Khususnya penggunaan helm bagi pengendara roda dua. Dan, itu menjadi PR besar ke depan bagi Polres Loteng bersama jajaran. Bagaimana bisa meningkatkan kepatuhan dalam berlalu lintas.

Tentu dukungan dari semua elemen masyatakat untuk menjawab persoalan tersebut sangat dibutuhkan. Bahwa menumbuhkan kesadaran patuh berlalu lintas butuh kerja bersama. “Dengan sama-sama mengingatkan diri, keluarga, anak-anak serta orang tua kita untuk patuh pada aturan berlalu lintas. Terutama terkait penggunaan helm,” ujarnya.

Terkait usia para korban lakalantas sendiri rata-rata usia produktif. Termasuk kalangan pelajar cukup banyak jadi korban. Dengan total untuk korban luka berat tercatat sebanyak 91 orang dan luka ringan sebanyak 177 orang. “Kalau ditotal untuk kerugian material dari kasus lakalantas di Loteng mencapai Rp 162 juta lebih,” tambah Kasat Lantas Polres Loteng AKP Puteh Rinaldi, SIK., MSc., di tempat yang sama. (kir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO