Dompu (Suara NTB) – Kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Dompu kembali ditemukan. Tiga orang warga Dompu bahkan dikabarkan meninggal dunia dengan riwayat pernah digigit anjing di ladangnya. Ketiga korban diketahui tidak melakukan tindakan pengobatan pasca digigit.
Hal itu diakui Kepala bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj Maria Ulfah, M.Kes saat dikonfirmasi, Senin, 15 Juli 2024. “Memang benar ada kasus kematian dengan riwayat digigit anjing. Satu orang dari wilayah Puskesmas Rasabou, Nangakara, dan Puskesmas Dompu Barat. Yang Dompu Barat itu asal Desa Mumbu, malah gigit Februari 2023 lalu di ladang jagungnya,” ungkap Hj Maria Ulfah.
Ketiga korban ini meninggal dunia pada awal Juli 2024 ini. Namun ketiganya merupakan korban gigitan tahun 2023 lalu dan tidak melakukan pengobatan pasca digigit. Para korban hanya mencuci secara tradisional, tidak dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pencucian dengan sabun dan disuntik VAR.
“Kalau mereka dicuci sesuai SOP, 80 persen virus dari gigitan anjing bisa hilang. Dua puluh persen sisanya dengan suntikan VAR sebanyak 4 vial. Sementara tiga orang yang meninggal ini, riwayatnya tidak dibawa ke Puskesmas. Mereka merasa bahwa (gigitan) itu biasa saja. Apalagi anak anjing yang gigit,” jelasnya.
Hj Maria Ulfah mengaku, pihaknya telah menelusuri anak anjing yang menggigit korban. Disebutkan telah diserahkan ke orang, tapi tidak diketahui orang yang diserahkan. Sehingga sulit ditelusuri. “Kita ingatkan warga, ketika ada kasus gigitan oleh anjing atau kucing, harus segera ke Puskesmas. Supaya dicuci lukanya dan disuntikan VAR,” ingatnya.
Dikatakan Hj Maria Ulfah, ketersediaan VAR sangat terbatas. Sementara kasus gigitan anjing di Dompu selalu ada setiap pekan. Bahkan dalam 24 jam terakhir, ada 2 kasus gigitan di puskesmas Dompu Barat. “Karena tidak ada VAR dan menunggu droping Provinsi, kita minta direlokasi VAR yang ada di Kabupaten Bima. Kemarin kita dapat 50 vial. Kalau SAR kita masih cukup,” jelasnya.
Eliminasi Anjing
Tingginya kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Dompu belakangan ini diduga akibat makin banyaknya anjing liar dan terbatasnya upaya eliminasi. Sementara vaksinasi yang dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan lebih banyak dilakukan terhadap anjing dan kucing peliharaan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Muhammad Abduh, MSI menklaim telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya eliminasi terhadap anjing liar. UPTD Peternakan di kecamatan diminta untuk berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Desa, dan Camat agar melakukan eliminasi. “Di kantor juga sudah ada 1 pucuk senjata untuk eliminasi anjing liar. Besok kita mulai jalan,” ungkapnya. (ula)