Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram memberikan perhatian serius terhadap transportasi publik. Skema sharing (berbagi,red) anggaran akan disiapkan untuk melayani sejumlah trayek di tengah kota.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram, Zulkarwin ditemui pada, Rabu, 15 Januari 2025 menjelaskan, penyediaan transportasi publik sebenarnya telah ada pembahasan bersama Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Pembahasannya berkaitan tentang trayek yang akan dilayani kendaraan, sehingga pihaknya mencoba mengakomodir bangkitan-bangkitan di Kota Mataram. Bangkitan dimaksud adalah jalur di pusat pendidikan dan pusat perbelanjaan yang dilalui transportasi publik untuk mengurai kemacetan. “Kita sambut baik karena kita sudah ada perencanaan awal itu tinggal menunggu perintah dari Pak Wali,” terangnya.
Penyediaan transportasi publik menjadi ranah dari Dishub Provinsi NTB. Skema akan disiapkan kata Zulkarwin, adalah sharing pembiayaan (anggaran,red). Pola ini belum dibahas dengan Pemprov NTB, sehingga belum bisa disimpulkan lebih jauh untuk pembiayaannya.
Rencananya kendaraan yang melayani masyarakat berupa bus medium karena dinilai fleksibel. Ia mengakui, pemerintah telah menyediakan angkutan publik bagi masyarakat dengan skema pembelian jasa di Perum Damri. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti kendalanya sehingga program itu tidak berjalan. “Saya tidak mengetahui secara pasti apa kendalanya karena saya belum masuk ke sana,” ujarnya.
Permasalahan yang timbul akan diminimalisir terutama berkaitan dengan eksistensi angkutan kota alias bemo kuning. Dalam perencanaan yang disusun bahwa bemo kuning diarahkan sebagai kendaraan pengumpan alias feeder. Bemo kuning akan melayani masyarakat di kompleks perumahan dan titik jemput lainnya.
Sedangkan, fasilitas halte masih dipetakan yang eksisting. Sejumlah halte kondisinya sudah keropos sudah dicat ulang. Titik pemberhentian bus cukup menggunakan semacam rambu bus stop karena sifatnya uji coba untuk melihat antusias masyarakat. “Halte yang dibangun sebelumnya tipe tinggi, sehingga kita akan coba buat berupa rambu stop bus saja,” terangnya.
Zulkarwin berharap penyediaan transportasi publik diharapkan bisa terealisasi, tetapi perlu juga dirancang jumlah bus yang melayani, jadwal pemberangkatan, dan lain sebagainya. (cem)