Mataram (Suara NTB) – Pj Gubernur NTB H. Hassanudin meminta kepada jajaran Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan instansi terkait untuk memasifkan sosialisasi terkait Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap II yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Sosialisasi yang massif sangat penting dilakukan guna mendapatkan partisipasi masyarakat yang tinggi, sehingga anak-anak NTB bisa terhindar dari bahaya polio.
Hal tersebut disampaikan oleh Hassanudin saat menerima audiensi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri di ruang kerjanya, Selasa, 16 Juli 2024. Turut hadir dalam kesempatan itu Direktur RSUD Provinsi NTB, Direktur RS Mandalika, Direktur RS Mata, Direktur RSJ Mutiara Sukma, Direktur RS HL. Manambai Abdulkadir, serta Kepala Dinas Kominfotik NTB.
Hassanudin juga berpesan agar Dinas Kesehatan dan jajaran memberikan edukasi yang seluas-luasnya terkait berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat, khususnya pada anak dan balita. Sebab kualitas kesehatan masyarakat menjadi modal utama untuk menyongsong bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang.
“Jangan lelah untuk memberikan edukasi dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Sebab untuk menyiapkan masyarakat memasuki bonus demogragi dimulai dari kesehatan yang baik,” pesan Hassanudin.
Kegiatan audiensi digelar oleh Dinas Kesehatan untuk mendengar masukan dan arahan dari Pj Gubernur Hassanudin untuk peningkatan penguatan program dan layanan untuk masyarakat NTB. Selain itu, Kadis Kesehatan NTB juga memberikan laporan terkait akan dilaksanakannya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap II yang akan diselenggarakan secara Serentak di 27 Provinsi di Indonesia tanggal 23 Juli 2024.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. dr H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, pihaknya sudah memetakan target dan sasarannya imunisasi polio di NTB sebanyak 820.487 anak usia 0 – 7 tahun. Target yang diharapkan bisa tercapai sebanyak 95 persen di program PIN Polio tahap II ini. Untuk mensukseskan hal itu, data-data sasaran juga sudah tersampaikan di seluruh kebupaten/kota.
“Yang sedang kita lakukan adalah memastikan kesiapan lagi untuk faske-faskes kita tempat pelayanan imunisasi itu, baik di Puskesmas, Pustu, Posyandu termasuk juga di tempat pendidikan juga kita libatkan, tentunya dibawah koordinasi Puskesmas,” katanya.
Pentingnya digelarnya PIN Polio ini lantaran polio berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia, sehingga upaya untuk mencegahnya dibutuhkan cara-cara yang luar biasa. Sebab jika anak sudah terkena polio, akan sulit kembali normal. Setiap anak yang menjadi sasaran pemberian imunisasi polio akan menerima dua tetes vaksin.
“Ini modelnya kan ditetes. Harusnya lebih mudah dan orang tua sasaran harus menyadari sepenuhnya bahwa ini untuk proteksi anaknya dan sifatnya gratis,” ujarnya. (ris)