Giri Menang (Suara NTB) – Ternak Sapi di Lombok Barat (Lobar) dinyatakan sembuh dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dari 113 ternak yang sebelumnya terjangkit telah ditangani (diobati) oleh Tim Dinas Pertanian setempat yang gerak cepat turun mengobati dan memberikan vaksin terhadap ternak sapi. Ternak sapi pun aman untuk kebutuhan bulan suci Ramadhan yang kemungkinan jatuh pada akhir bulan ini.
Kadistan Lobar Damayanti Widyaningrum yang didampingi Kabid Peternakan, Hirwanto S.Pt dan Plt Kabid Keswan Drh. I PG Parta Diana menyampaikan bahwa dari 113 ekor ternak yang terjangkit PMK maupun suspek PMK telah sembuh.
“113 ekor rata-rata sudah sembuh,”jelas Damayanti, kemarin. 113 ekor itu tersebar di beberapa kecamatan seperti kecamatan Narmada yang paling banyak, kemudian Gerung 30 ekor, Lembar 12 ekor, Batulayar 10 ekor, Gunungsari 9 ekor, Sekotong 7 ekor, Labuapi 5 ekor dan Kuripan sebanyak 4 ekor. Sedangkan kecamatan Kediri dan lingkar nol kasus.
Langkah yang dilakukan pihaknya saat ini yakni pencegahan jangan sampai ternak ini sakit dengan mengobati ternak yang sakit dan memvaksinasi sapi yang sehat agar punya kekebalan. Pihaknya gerak cepat menerjunkan tenaga kesehatan kewan, vaksinator untuk melakukan vaksin dan pengobatan. “Hampir semua ternak sudah divaksin, tinggal yang baru lahir dan ternak baru masuk itu terus kita lacak untuk divaksin,”jelasnya.
Dimana dari 95 ribu lebih ternak hampir semua telah divaksinasi. Termasuk menyasar anak sapi yang baru lahir dan ternak yang masuk, baik dari Pasar maupun yang luar daerah. Begitupula ternak dikurban atau disembelih, ternak yang keluar masuk atau diperjual belikan harus ada eartag bahwa ternak itu telah divaksin. “Syaratnya harus divaksin, karena kami atau daerah lain tidak mau terima kalau tidak ada eartag untuk antisipasi PMK,”tegasnya.
Langkah lain dilakukan melalui kegiatan penyemprotan kandang menggunakan disinfektan. Sejauh ini dari kasus PMK belum ada ternak yang mati. Karena dampak tingkat kekebalan tubuh hewan, setelah sebelumnya divaksin PMK. Langkah sigap tim UPT Keswan juga dengan cepat turun ke lapangan sehingga begitu ada ternak gejala PMK bisa ditangani. Dari hasil pemeriksaannya, banyak ditemukan ternak tidak positif PMK atau masih suspek. Namun pihaknya tetap antispastif dengan turun vaksinasi dan pengobatan.
Sementara itu, Plt Kabid Keswan menambahkan, awal mula munculnya PMK ini di wilayah Gerung tanggal 6 Januari lalu. Itupun ternak yang menjadi sumber sakit (PMK) berasal dari luar (Pasar) yang dibeli oleh warga setempat. Sementara ternak sapi warga di wilayah itu tidak ada yang terkena PMK. Pihaknya pun gerak cepat melakukan penanganan dengan memberikan obat dan vaksin ke ternak tersebut.
Sejauh ini progres vaksinasi sudah dilakukan dua tahap, “tahap 5.575 ekor dan tahap II sudah mencapai 3.973 lebih dari yang akan disasar 4.950,”kata dia.
Sisanya kata dia mencapai 900 lebih akan disasar dalam waktu kedepan. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam penanganan PMK ini, tim vaksinator tidak ada operasional dan obat pelengkap dari vaksin tersebut. Pihaknya berharap Pemkab bisa memenuhi itu untuk mendukung penanganan PMK ini. (her)