spot_img
Minggu, Februari 9, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANBalai Bahasa NTB Tingkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia di Lotim

Balai Bahasa NTB Tingkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia di Lotim

Mataram (Suara NTB) – Kemahiran Berbahasa Indonesia menjadi salah satu program Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas kebahasaan di Provinsi NTB. Pada tahun 2025 ini, pelaksanaan program tersebut menyasar Kabupaten Lombok Timur (Lotim) pada Jumat (7/2/2025) dan Sabtu (8/2/2025).

Kegiatan ini diikuti pegawai pemerintah, swasta, tenaga pendidik, dan wartawan media massa cetak dan elektronik. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Rupatama 2, Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim ini menghadirkan 100 peserta.

Kepala Balai Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas, menjelaskan, kegiatan terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap penyuluhan, pendampingan, dan evaluasi. Sesuai dengan petunjuk teknis yang harus dilaksanakan oleh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan Bahasa dan Hukum, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, penyuluhan termasuk dalam peningkatan kemahiran yang dilaksanakan secara daring dan luring.

“Namun, kami melewati penyuluhan daring dan tetap melaksanakan kegiatan secara luring. Untuk tahapan selanjutnya, kami tetap melakukan kegiatan secara daring. Setelah itu, kami juga melakukan evaluasi terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan pendidikan dalam upaya penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik dan tata naskah dinas,” terangnya.

Beragam peserta dihadirkan sebagai upaya kampanye peningkatan kemahiran bahasa Indonesia. Kegiatan ini menyatukan tekad untuk mewujudkan kalangan yang sadar akan pemakaian bahasa dan sastra yang baik dan benar. Artinya, penutur bahasa Indonesia mengetahui situasi, kapan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah dan kapan menggunakan ragam cakap. Fenomena rendahnya kemahiran berbahasa Indonesia menunjukkan rendahnya sikap positif masyarakat.

“Kita sering berpikir bahwa bahasa Indonesia digunakan hanya ketika penyampaian secara lisan, tetapi abai terhadap penggunaan bahasa ragam tulis. Oleh karena itu, kita harus melakukan penyuluhan bertahap agar hasil akhir lebih baik. Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi sidang umum UNESCO pada tahun 2023 dan masuk ke dalam 10 besar bahasa internasional. Meskipun jumlah penutur bahasa Indonesia di terbanyak, kita harus waspada terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat, bahkan di rumah sendiri,” imbuh Puji Retno.

Asisten I Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lombok Timur, Hadi Fathurrahman, saat membuka kegiatan secara resmi menuturkan, ada kecenderungan bahasa Indonesia kurang mendapat dukungan dari penuturnya. Akhir-akhir ini, penggunaan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, lebih dianggap keren dan luar biasa. Akan tetapi, bahasa Indonesia memiliki kemampuan transformasi yang luar biasa dalam penyampaian informasi.

“Dengan adanya kegiatan ini, mari kita bangga menggunakan bahasa Indonesia. Kalau bahasa Inggris memiliki TOEFL sebagai standar, kita juga memiliki program UKBI dengan hasil sertifikat yang menunjukkan tingkat kemahiran berbahasa Indonesia kita. Program UKBI perlu didorong sebagai syarat pada pelaksanaan asesmen, panitia seleksi, tahapan seleksi CPNS, dan tahapan sejenisnya. Saya berharap seluruh perangkat OPD dapat menggunakan bahasa Indonesia yang lebih efektif dan tidak ambigu dalam persuratan,” harap Hadi.

Hal tersebut diperkuat dengan laporan dari ketua panitia, Toni Samsul Hidayat. Berdasarkan informasi yang disampaikan, Balai Bahasa NTB menemukan penggunaan bahasa Indonesia dalam produk-produk kebahasaan, seperti tata naskah dinas, papan informasi, spanduk, publikasi, dan konten layanan, masih banyak yang kurang tepat dan tidak sedikit yang menggunakan istilah asing, padahal padanannya dalam bahasa Indonesia tersedia. Di antara sebabnya adalah sikap penutur yang kurang positif, rendahnya kemahiran berbahasa penutur, atau ketidakpedulian penutur terhadap bahasanya.

“Untuk menguatkan sikap positif itu dan meningkatkan kemahiran dan kepedulian penutur terhadap bahasa Indonesia, kami ditugasi untuk melakukan pengembangan dan pembinaan terhadap bahasa Indonesia, termasuk bahasa daerah, dan mendorong seluruh penutur bahasa Indonesia menguasai sebanyak mungkin bahasa asing,” ujar Toni.

Kegiatan ini mengundang 50 peserta dari OPD, 20 guru sekolah swasta, dan 20 guru dari sekolah negeri, serta 10 lainnya adalah wartawan dan generasi muda. Pelaksanaan kegiatan selama dua hari, Jumat–Sabtu, 7–8 Februari 2025.

Narasumber kegiatan, yaitu Kepala Balai Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas dengan materi “Kebijakan dan Program Pembinaan Bahasa dan Sastra di Provinsi NTB”; Khirjan Nahdi dari Universitas Hamzanwadi dengan materi “Ejaan Bahasa Indonesia” dan “Bentuk dan Pilihan Kata”; serta Widyabasa Ahli Muda Balai Bahasa NTB, Kasman yang menyampaikan materi “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. (ron)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO