Mataram (Suara NTB) – Sejumlah penyeberangan di NTB mengalami penundaan sementara waktu akibat cuaca ekstrem. Tingginya curah hujan dan angin kencang menyebabkan beberapa kapal terpaksa ditunda berlayar.
General Manager ASDP Cabang Lembar, Agus Djoko Triyanto mengaku KMP Jambo terpaksa ditunda selama 30 menit untuk berlayar, karena cuaca yang kurang kondusif. “Bukan penutupan pelabuhan, namun delay/penundaan sementara waktu. Tadi pagi kapal berangkat jam 08.00 pagi, namun karena cuaca kurang kondusif pelayaran ditunda oleh regulator selama 35 menit, selanjutnya kapal berangkat jam 08.35 WITA,” jelasnya, Senin, 10 Februari 2025.
Kondisi yang sama terjadi di Pelabuhan Kayangan pada Sabtu, 9 Februari 2025. Terjadi sedikit penundaan akibat cuaca buruk. “Kemarin ada penundaan ketika angin kencang. Jadi ketika angin kuat kecepatannya di atas normal pastinya domain dari BPTD melakukan penundaan,” ujar GM ASDP Kayangan, Wahyono.
Di lain sisi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ir. Ahmadi, menyatakan beberapa dermaga berpotensi ditutup sementara apabila kondisi cuaca tetap ekstrem dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan laut.
“Sambil kita melihat eskalasi peningkatan curah hujan, termasuk juga angin. Sejak tadi malam pun kencang juga, sejak tanggal 9, hari ini juga sampai tanggal 11 Februari kencang anginnya, termasuk curah hujan tinggi,” sambungnya.
Ahmadi menjelaskan, cuaca ekstrem saat ini terjadi di seluruh wilayah NTB. Dan menyebabkan beberapa rumah warga terbang terbawa angin, khususnya rumah yang beratap seng. Namun, untuk data keseluruhan rumah warga yang rusak, pihaknya masih melakukan pendataan. “Yang paling rawan hampir seluruh wilayah kita di NTB, curah hujan tinggi dan angin kencang,” katanya.
Karena angin kencang disertai hujan lebat, Ahmadi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati, khususnya pengendara. Pasalnya, banyak pohon tumbang, termasuk dengan pohon-pohon yang ada di sisi jalan raya.
“Yang rawan betul adalah tumbangnya pohon terutama di kawasan jalan raya, kemudian beberapa rumah yang terbuat dari seng juga terbang,” lanjutnya.
Selain hujan angin, masyarakat juga perlu waspada dengan ombak tinggi. Sebab, di beberapa kawasan pesisir di Kota Mataram diterjang oleh ombak hingga masuk permukiman warga.
Untuk warga yang rumahnya terdampak banjir rob, BPBD NTB menyarankan pihak Pemkot Mataram untuk merelokasi warga ke tempat yang lebih aman. Namun, kata Ahmadi, saat ini Pemerintah Kota Mataram mengalami kendala terkait dengan persiapan lahan.
“Kalau masalah relokasi tetap ada keinginan pemerintah, persoalannya adalah persiapan lahannya, ini adalah yang harus ditetapkan dulu sama pemerintah kota, termasuk juga anggaran prumahan masyarakat yang harus dicarikan di tahun 2025 ini harus disiapkan,” pungkasnya. (era)