Mataram (Suara NTB) – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram mengeluarkan maklumat resmi akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir. Sekolah yang mengalami musibah parah dampak cuaca ekstrem dapat menutup sementara pembelajaran di sekolah. Pembelajaran dialihkan menggunakan mode hybrid atau belajar dari rumah atau learning from home.
Hal itu disampaikan Kepala Disdik Mataram, Yusuf dihubungi Selasa (11/2/2025). Pihaknya mengeluarkan maklumat tersebut karena kondisi cuaca yang ekstrem. Maklumat ini hanya menyasar sekolah yang terdampak parah.
“Jika sekolah tidak terdampak, maka imbauan ini tidak berlaku dan proses belajar mengajar seperti biasa. Makanya kami tidak mengeluarkan surat edaran, imbauan saja,” ujarnya.
Sementara itu, guru yang rumahnya tidak tergenang agar tetap masuk sekolah. Sedangkan, bagi guru yang mengalami banjir di rumahnya dibuktikan dengan dokumen foto, maka kepala sekolah bisa memberikan dispensasi.
“Diharapkan agar memberikan laporan ke posko bencana atau menginformasikan ke Dinas Pendidikan,” saran Yusuf.
Yusuf juga mengingatkan kepada semua guru, siswa, dan staf agar selalu hati-hati, baik di rumah, di jalan maupun di sekolah. Sekolah yang tidak terdampak cuaca ekstrem agar tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pihaknya juga meminta sekolah memberikan persentase data siswa yang tidak masuk sekolah.
“Kami juga menyarankan kepada pihak sekolah agar mengutamakan keselamatan siswa, guru dan staf,” imbau Yusuf.
Sejumlah SD dan SMP di Kota Mataram terdampak cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang intensitas tinggi pada Senin (10/2/2025). Sejumlah sekolah terlihat tergenang air sehingga mengakibatkan pembelajaran dihentikan sementara. Seperti di SDN 3 Ampenan yang terpaksa meniadakan proses belajar mengajar di sekolah karena banjir, pada Senin (10/2/2025). Pihak sekolah meminta para murid belajar di rumah masing-masing.
Kepala SDN 3 Ampenan, Hj. Ratna, S.Pd., mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan pembelajaran di sekolah imbas dari cuaca ekstrem pada Senin (10/2/2025) lalu. Dari pantauan Suara NTB, hujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan sungai di sekitar SDN 3 Ampenan meluap. Luapan sungai itu menggenangi wilayah sekitar, termasuk SDN 3 Ampenan. Terlihat beberapa guru bergotong royong untuk menutupi laju air yang masuk ke halaman sekolah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) telah menginformasikan potensi cuaca ekstrem di NTB. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi melalui keterangan resmi, mengimbau agar masyarakat di wilayah rawan bencana selalu waspada dan siaga. “Terutama saat hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi,” jelasnya.
Dampak yang dimaksud, seperti banjir, banjir bandang, banjir ROB, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir dan pohon tumbang. (ron/sib)