Mataram (Suara NTB) – Dalam upaya mendorong partisipasi publik dan meningkatkan keterlibatan pemuda dalam menyikapi isu sosial, BASAntb resmi diluncurkan di Lombok Garden Hotel, pada Selasa (11/2/2025). Peluncuran BASAntb yang juga diprakarsai Yayasan Youth ECCO Indonesia ini menjadi momentum penting dalam menghadirkan platform digital yang menghubungkan masyarakat NTB dengan isu-isu kebijakan publik, budaya, dan pelestarian bahasa daerah.
![](https://suarantb.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250211-WA0031-300x200.jpg)
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTB, Drs. Tri Budiprayitno, M.Si., yang hadir mewakili Pj. Gubernur NTB, menekankan pentingnya peran pemuda sebagai calon pemimpin masa depan. Ia mendorong generasi muda untuk memanfaatkan teknologi guna mengenalkan budaya, bahasa, serta berkontribusi dalam kebijakan daerah.
“Saat ini, 22,75 persen penduduk NTB berada dalam kategori pemuda. Saya berharap BASAntb Wiki melalui Tanaya (Pendiri Yayasan Youth Ecco Indonesia dan Koordinartor BASAntb Wiki) dapat mengembangkan kreativitas dalam membangun kesadaran kepemudaan. Bagaimana Anda ke depan ditentukan oleh bagaimana Anda saat ini. Jika aktif dalam forum-forum kepemudaan, pemimpin baru akan lahir dari komunitas ini,” ujar Tri Budiprayitno dalam sambutannya.
Peluncuran BASAntb juga dihadiri oleh berbagai komunitas yang turut menandatangani kesepakatan kerja sama dalam pelestarian bahasa dan budaya daerah serta pemberdayaan pemuda. Selain itu, perwakilan Balai Bahasa Provinsi NTB, Bapak Kasman, M.Hum. (KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra), turut memberikan materi terkait pelestarian bahasa dan sastra di NTB.
“Kami berharap semakin banyak pemuda yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa tutur sehari-hari. Ini bukan hanya soal identitas budaya, tetapi juga menjaga warisan yang semakin tergerus modernisasi,” ungkap Kasman.
Salah satu sesi utama dalam peluncuran BASAntb adalah talkshow mengenai kekerasan seksual, menghadirkan dua narasumber: Ade Lativa (Pendiri Senyumpuan) dan Mega Nisfa (Pendiri Rumah Perempuan Migran). Keduanya menyoroti pentingnya perlindungan bagi korban kekerasan seksual serta penciptaan ruang aman bagi perempuan.
Mega Nisfa menyoroti bahwa NTB masuk dalam 10 besar provinsi dengan kasus kekerasan seksual tertinggi. “Kita bisa mengetahui informasi terkait kasus kekerasan seksual, tetapi tidak semua orang memiliki kecerdasan emosi untuk menerimanya. Dengan teknologi, kita dapat berjuang melawan kekerasan seksual,” ujarnya.
Sementara itu, Ade Lativa menekankan pentingnya mengubah perspektif dalam menangani isu ini. “Alih-alih berpikir bagaimana agar tidak menjadi korban, lebih baik kita mencegah agar tidak menjadi pelaku kekerasan seksual. Untuk itu, kita perlu percaya pada korban sampai terbukti sebaliknya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa banyak kasus kekerasan seksual terhenti di tengah jalan akibat proses hukum yang berbelit dan mengharuskan korban terus mengulang pengalaman traumatisnya.
Setelah sesi talkshow, peserta yang terdiri dari komunitas dan siswa SMA/SMK se-Kota Mataram mengikuti lokakarya penulisan persuasif yang dipandu oleh tim BASAntb Wiki. Mereka diajak untuk mengasah logika berpikir kritis dalam menanggapi isu melalui tulisan.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, peserta juga mengikuti Wikithon Partisipasi Publik, dengan tema “Bagaimana Upaya yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekitarmu?” Esai singkat mereka kemudian diunggah ke situs resmi BASAntb di https://basantbwiki.org/.
Wikithon Partisipasi Publik adalah lomba berbasis digital yang memberikan ruang aman bagi anak muda untuk menyampaikan pendapat dan solusi terhadap isu publik. Untuk periode ini, tema yang diusung adalah kekerasan seksual, dengan kampanye #WikithonPangrasaNTB, yang berlangsung dari 11 Februari hingga 11 Maret 2025.
Dengan peluncuran BASAntb, diharapkan pemuda NTB semakin aktif berpartisipasi dalam isu sosial, melestarikan bahasa daerah, serta membangun kesadaran kolektif terhadap kebijakan publik yang lebih inklusif. (ron)