PEMBANGUNAN jalan tol dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Kayangan terancam ditunda. Penundaan ini akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB, Fathul Gani, M.Si., mengatakan Pemprov NTB saat ini fokus pada program skala prioritas. Oleh karena itu, pembangunan beberapa infrastruktur yang tidak terlalu mendesak terdampak penundaan.
“Port to port kan program jangka panjang sebenarnya itu, artinya kalau seperti itu maka bisa dikesampingkan, makanya kita melihat skala prioritas,” ujarnya, Senin, 10 Februari 2025.
Saat ini, kata Fathul, prioritas utama pemerintah adalah perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir, khususnya di daerah seperti Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima. Yang mana sejumlah jalan dan jembatan mengalami kerusakan parah, sehingga membutuhkan perhatian segera.
“Skala prioritas sekarang ini adalah dampak banjir seperti di Wera, Bima kan jalan putus, jembatan putus, itu pasti menjadi prioritas,” tambahnya.
Sementara itu, terkait dengan program-program gubernur terpilih, khususnya terkait pembangunan infrastruktur, pemerintah provinsi memastikan akan ada penyesuaian dalam perencanaan. “Pasti akan menyesuaikan, kan perubahan nanti dibahas lebih teknis,” ucapnya.
Pemerintah menegaskan perencanaan yang baik adalah yang dapat dieksekusi dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan yang bersifat jangka panjang, termasuk port to port, akan dikaji ulang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.
Terpisah, Penjabat Gubernur NTB, Hassanudin mengatakan perlu melihat pembandingan dan dampak terhadap pembangunan suatu program. Apabila program tersebut tidak begitu dibutuhkan, maka bukan menjadi prioritas dan bisa dikesampingkan.
“Port to port kalau itu saya sedetailnya belum saya lihat pembandingnya, namun demikian kalau untuk kemajuan pengembangan kan efek dari program ini apa dampaknya,” katanya.
Menurutnya, program prioritas bukan hanya memberikan dampak pada satu aspek saja, tetapi bisa memberikan dampak-dampak positif lainnya, khususnya kepada masyarakat.
“Kan multilayer effect kepada yang lain tidak serta merta satu titik, namun dampaknya ke yang lain,” pungkasnya.
Diketahui, pembangunan port to port Lembar-Kayangan sudah direncanakan sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Saat ini, pembangunan proyek tersebut masih dalam tahap Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan.
Rencananya, jalan tol tersebut akan dibangun sepanjang 80 kilometer dengan menghabiskan waktu 6-7 tahun untuk pembangunanya dengan anggaran Rp1,9 triliun untuk pembebasan lahan. (era)