Praya (Suara NTB) – Kasus pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dari tahun ke tahun tercatat masih cukup tinggi. Terus bertambahnya jumlah kendaraan terutama roda dua jadi salah satu pemicu tingginya pelanggaran lalu lintas di daerah ini. Dengan kalangan pelajar jadi yang paling dominan sebagai pelaku pelanggaran lalu lintas.
“Kalangan pelajar masih menjadi salah satu yang mendominasi pelaku pelanggaran lalu lintas di Loteng,” ungkap Kasat Lantas Polres Loteng AKP Puteh Rinaldi, SIK.M.Sc., saat PWLT Press Talk di de Balen Soultan Hotel Poltekpar Lombok, Jumat, 21 Februari 2025.
Bentuk pelanggaran lalu lintas pun bermacam-macam. Namun yang paling banyak yakni penggunaan helm. Jadi masih banyak pengendara sepeda motor di daerah ini yang masih enggan menggunakan helm saat berkendara di jalan raya. Padahal penggunaan helm itu penting bagi keamanan pengendara itu sendiri.
Karena menggunakan helm bisa mengurangi tingkat fatalitas ketika terjadi kecelaakaan lalu lintas. “Salah satu pemicu tingginya tingkat fatalitas ketika terjadi kasus kecelakaan lalu lintas di daerah ini ya karena rendahnya kesadaran pengendara untuk menggunakan helm itu tadi,” ujarnya.
Sehingga kesadaraan akan tertib berlalu lintas sangat penting. Dan, untuk menumbuhkan kesadaran tersebut tentu bukan tanggung jawab pihak kepolisian semata. Masyarakat juga punya peran vital dalam hal ini. Terutama para orang tua, untuk bagaimana bisa menyadarkan anak-anaknya untuk tertib pada aturan berlalu lintas. Khususnya penggunaan helm. Karena itu tadi, pelanggar lalu lintas yang paling dominan yakni kalangan remaja atau pelajar.
Kalau kepolisian sendiri sudah berupaya maksimal menumbuhkan kesadaran berlalu lintas. Tidak hanya melalui kegiatan preventif seperti sosialisasi dan kampanye tertib berlaku lintas. Tetapi juga melalui penindakaan, seperti teguran hingga tilang. “Tapi bagaimanapun keras upaya yang kita lakukan, tanpa dukungan masyarakat dalam hal ini para orang tua juga tidak akan bisa maksimal,” tegas Puteh.
Untuk itu, pihaknya berharap peran para orang tua dalam turut memberikan penyadaraan berlalu lintas kepada anak-anak kedepan bisa lebih maksimal. Setidaknya dengan mengingatkan anak-anaknya untuk menggunakan helm saat berkendaraa. Supaya itu tadi bisa meminimalisir potensi terjadi fatalitas ketika terjadi kasus kecelakan lalu lintas.
Apalagi orang tua bisa mencegah atau melarang anak-anak yang masih dibawah umur untuk tidak menggunakan kendaraan. Itu akan lebih baik. Karena memang secara aturan anak-anak dibawah umur tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan.
“Jadi dalam menekan kasus pelanggaran lalu lintas, garda terdepanya bukan kepolisian sesungguhnya. Tapi para orang karena yang berinteraksi dalam keseharian yakni para orang tua,” sebutnya. Dengan kata lain bisa tidaknya kasus pelanggaran lalu lintas ditekan, itu juga sangat tergantung dari peran serta para orang tua. (kir)