Mataram (Suara NTB) – Dinas Perindustrian Provinsi NTB terus melakukan upaya meningkatkan kualitas produk fashion. Dengan cara menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, SE., ME., saat menyampaikan sambutan pembukaan acara Nuswantara Fest yang diselenggarakan di Taman Mayura, Cakranegara, Sabtu 22 Februari 2025.
Provinsi NTB memiliki enam industri prioritas, yaitu industri pangan, hulu agro, permesinan alat transportasi, hasil pertambangan, kosmetik, farmasi herbal dan kimia, dan ekonomi kreatif. Dan fashion adalah yang termasuk industri ekonomi kreatif.
NTB memiliki banyak kain tenun khas. Antara lain, kain tenun Desa Sade, kain songket Lombok, kain tenun Sasak, kain sesek, kain tenun Bima, dan kain keker.
“Setiap dusun di NTB ini punya motif khas, itu kekayaan yang luar biasa,” ucapnya.
Ketika produk fashion dari tenun khas NTB banyak terserap oleh masyarakat. Baik oleh masyarakat NTB maupun masyarakat di luar NTB, maka akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang tercipta. Mulai dari penenun, desainer, konveksi, bahkan sampai pada pemintal benang dari kapas.
Namun untuk mampu bersaing secara nasional maupun internasional, maka ilmu pengetahuannya harus terus dikembangkan. Dengan cara mengadakan uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Hal ini bertujuan agar terbentuk SDM yang berkualitas.
“Ada kegiatan-kegiatan kami yang mudah-mudahan bisa berkolaborasi dengan kegiatan ini. Misalnya desainer dibuatkan sertifikat, ada uji kompetensi. Sehingga desainer NTB ini, kami targetkan memiliki sertifikat kompetensi. Tidak hanya otodidak. Itu ada (bimbingan teknik) bimtek, ada sertifikasinya. Sehingga ketika memiliki sertifikat bisa bekerja sama dengan dunia usaha, bekerja sama dengan pendidikan, itu bisa lebih meningkatkan kompetensinya” jelasnya.
Karena dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang memiliki daya saing nasional bahkan internasional.
“Kalau produk-produk kita dibuat oleh SDM yang berkualitas. Produk kita bisa mendunia. Upgrade ilmunya, desainnya, yang akhirnya bisa masuk ke mancanegara, pasar global. Karena yang kita jual ini adalah etniknya apalagi handmade yang punya cerita,” jelasnya.
Terakhir, Nuryanti memberikan pesan untuk cintai, beli dan gunakan produk lokal. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau tidak dimulai dari dini, kapan lagi. (hir)