BADAN Gizi Nasional (BGN) mengajak warga menjadi mitra penyediaan makanan melalui pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di NTB. Namun demikian, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadi mitra BGN.
Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Nasional BGN Dr.Nurzaini mengatakan, luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun dapur BGN seluas 3 are yang didalamnye berdiri ruang dengan bagian-bagian tertentu seperti gudang basah, gudang kering, ruang pencucian, ruang kantor, dan ruang instalasi gas. Hal ini diperlukan untuk menjaga kualitas dan higienitas makanan.
Menurutnya, setiap dapur akan memproduksi 3000 porsi makanan setiap hari. BGN akan memberikan dana Rp15 ribu per porsi makanan. Dengan pembagian Rp10 ribu untuk bahan baku, Rp3000 untuk operasional seperti gaji karyawan, listrik, air dan lainnya serta Rp2000 keuntungan untuk mitra.
Dengan kalkulasi seperti itu, maka setiap mitra yang mengelola dapur akan bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp6 juta dalam sehari atau Rp132 juta dalam sebulan. Angka keuntungan Rp132 juta muncul jika Rp6 juta keuntungan sehari dikali 22 hari masa pelayanan dapur.
“Ibaratnya begini, mitra seakan-akan membangun rumah makan, jika rumah makan belum tentu laku 3000 porsi, namun jika mitra membangun dapur, ibaratnya dia sudah membangun rumah makan sudah tentu laku 3000 porsi setiap hari,” kata Nurzaini kepada Suara NTB usai memberikan sosialisasi program BMG di Mataram akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, saat ini sudah banyak warga yang tertarik untuk mendaftar sebagai mitra. Di Indonesia sudah berdiri 764 dapur yang terdiri dari dapur TNI sebanyak 100 dapur, Polri 100 dapur, dan sisanya dapur mitra. Adapun dapur yang dibangun oleh Pemda dan BGN masih dalam proses pembangunan.
Pembayaran ke mitra awalnya menggunakan sistem reimburse, namun sekarang sistemnya sudah berubah. BGN akan memberikan uang di depan kemudian melakukan pelayanan dapur pada hari berikutnya.
Ia mengatakan, di NTB untuk sementara ini sudah terdapat sebanyak 30 dapur atau SPPG yang berada di Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok utara dan Kota Mataram. Jumlah ini akan terus bertambah, karena ditargetkan akhir tahun 2025 semua sasaran sudah akan mendapatkan makananan tersebut.
“Di Kota Mataram rencananya akan berdiri 50 dapur yang tersebar di seluruh kecamnatan. Di Kecamatan Selaparang misalnya ada 42 ribu penerima manfaat sehingga dibutuhkan 14 dapur, di Ampenan ada 8 dapur karena data penerima manfaat sebanyak 23 ribu orang,” katanya.(ris)