Selong (Suara NTB) – Realisasi capaian penyerapan beras yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Lombok Timur (Lotim) masih jauh dari target. Memasuki musim panen raya ini, realisasi serapan baru mencapai 25 persen atau 10 ribu ton lebih Gabah Kering Panen (GKP) atau 8.414 ton setara beras. Bulog Lotim terus gencarkan penyerapan dengan melibatkan TNI dan 28 mitranya.
Pimpinan Cabang Bulog Lotim, Supermansyah kepada media Jumat, 11 April 2025 menyebutkan target serapan tahun 2025 ini 75 ribu ton GKP atau 34 ribu ton setara beras. Dikurangi dengan realisasi sampai saat ini, masih ada sisa 25.586 ton yang terus digencarkan untuk bisa diserap, utamanya saat panen raya sekarang.
Bulog terus melakukan sosialisasi ke tengah petani untuk mempercepat capaian serapan. Harga pembelian Bulog Rp 6.500 per kilogram (Kg) di pinggir jalan.
Realisasi serapan Bulog Cabang Lotim ini disebut terbesar kedua setelah Kantor Wilayah bersama dengan 28 mitra Bulog Cabang Lotim ini optimis bisa mencapai realisasi seluruh target.
Dibandingkan dengan tahun lalu, diakui realisasi target hanya 40 persen. Diyakini, dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku saat ini, capaian realisasi target tahun ini jauh akan lebih besar. Terlihat dari capaian serapan saat ini saja sudah melampaui capaian realisasi satu tahun selama kurun waktu 2024 lalu.
“Kita terus ngebut pengadaan, sekarang ini capaian bisa 800-1000 ton per hari,” tuturnya. Bahkan pernah satu hari sarapan tembus 1.040 ton per hari realisasi.
Para pengepul banyak juga menjual ke Bulog. “Pengepul mainnya di sawah, saat padi masih berdiri sedangkan kita yang sudah panen dan berada di pinggir jalan,” ungkapnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Lotim, Lalu Fathul Kasturi yang dikonfirmasi terpisah mengatakan sampai bulan April 2026 ini, ditarget panen raya di atas lahan seluas 36 ribu ha se Kabupaten Lotim.
Realisasi panen baru mencapai 34 persen atau sekitar aru 15 ribu ha dikalikan rata-rata produksi per hektare 5-7 ton, maka terdapat Artinya, terdapat 105 ribu ton panen. Sisanya, sebagian besar lahan pertanian masih belum panen. Diyakinkan, target serapan Bulog akan bisa tercapai.
Estimasi Dinas Pertanian Lotim, di atas lahan 36 ribu ha tersebut akan bisa produksi 252 ribu ton. Sementara, Bulog hanya menyerap 75 ribu ton GKP atau hanya 34 ribu ton setara beras.
Saat panen raya, sekarang ini harga sangat stabil setelah adanya kebijakan pemerintah menetapkan HPP yang cukup mahal. Hal ini sangat disyukuri karena tidak sampai anjlok harganya saat panen raya.
Pengepul tidak terlalu banyak bermain. Di tengah sawah, pengepul ini membeli Rp 5,6-5,8 ribu per kilogramnya, yakni saat padi di tengah sawah dalam posisi berdiri. Sehingga bisnis pengepul ini pun lancar karena sekarang sama sama menguntungkan. Keuntungan pengepul menjual ke Bulog Rp 6,5 ribu. Pengepul diyakini sudah mendapatkan margin keuntungan. (rus)