Praya (Suara NTB) – Aparat Polres Lombok Tengah (Loteng) saat ini mulai menangani kasus perusakan gerbang kantor Bupati Loteng. Setelah mendapat laporan dari Pemkab Loteng. Tim dari Satreskrim Polres Loteng pun langsung turun untuk mengumpulkan bukti dan keterangan terkait kasus perusakan tersebut.
Kasi Humas Polres Loteng Iptu Lalu Brata saat dikonfirmasi Suara NTB, membenarkan prihal tersebut. Bahwa saat ini Polres Loteng tengah melakukan penyelidikan terkait perusakan gerbang kantor Bupati Loteng. “Benar, tadi pagi sekitar jam 10.00 Wita pihak dari Pemda datang ke Polres Loteng untuk melapor terkait kejadian tersebut,” ungkapnya.
Hanya saja, Brata belum bersedia mengungkap lebih rincian terkait penanganan kasus tersebut. Termasuk soal jumlah pihak yang sudah diminta keterangan sejauh ini. Pasalnya, penanganan kasusnya masih tahap penyelidikan.
Kasus perusakan gerbang kantor Bupati Loteng terjadi pada Rabu, 24 Juli 2024. Saat itu puluhan warga yang tergabung dalam Yayasan Insan Peduli Umat NTB (YIPU-NTB) menggelar aksi demontrasi di depan kantor Bupati Loteng. Pada saat bersamaan juga tengah berlangsung lomba BKK dan BKD tingkat kabupaten di halaman kantor Bupati Loteng.
Para demontran kesal tidak berikan izin masuk ke kantor Bupati Loteng pun emosi dan berusaha membuka paksa gerbang kantor Bupati Loteng. Upaya tersebut sempat dicegah aparat keamanan. Namun akhirnya gerbang kantor Bupati berhasil dirusak dan dijebol oleh para demontran.
Dalam aksi tersebut para demontran meminta Pemkab Loteng menegakkan aturan terkait batas sepadan pantai sesuai Undang-undang No. 27 tahun 2007. Tidak hanya demontran juga mendesak Pemkab Loteng menetapkan status tanah terlantar terhadap lahan-lahan yang sudah dibebaskan, tetapi tidak kunjung dibangun oleh investor di kawasan wisata Loteng bagian selatan. Mulai dari kawasan Are Guling, Mawun hingga Selong Belanak. Ditambah beberapa tuntutan lainnya.
Setelah berhasil merusak gerbang kantor Bupati Loteng masa aksi yang dikomandoi Supardi Yusuf dan Ali Wardhana tersebut kemudian menggelar orang di depan lobi kantor Bupati Loteng. Jalannya aksi sempat ricuh. Dengan masa aksi sempat terlibat baku hantam.
Tidak hanya aparat keamanan, sejumlah awak media juga sempat terkena lemparan dari masa aksi tersebut. “Mohon izin, untuk kasus yang dilaporkan (Pemkab Loteng) masih lidik,” tegas Brata. (kir)