Praya (Suara NTB) – Lebih dari 500 penenun menggelar aksi menenun bersama dalam Festival Sukarare Begawe Jelo Nyensek di Desa Sukarare Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng) Sabtu 27 juli 2024. Event tersebut merupakan salah satu event budaya yang masuk kalender event pariwisata Loteng tahun 2024 ini. Dan, diharapkan bisa menjadi wahana mempertahankan serta melestarikan tradisi menenun kain atau Nyensek – dalam bahasa lokal, di daerah ini.
Event dibuka Wakil Bupati (Wabup) Loteng Dr. H. M. Nursiah, S.Sos.M.Si. Sejumlah pejabat lingkup Pemkab Loteng turut hadir pada event tahunan tersebut. Dibandingkan dengan pelaksaaan event tahun lalu, jumlah penenun yang terlibat pada tahun ini lebih sedikit. Di mana tahun lalu peserta mencapai lebih dari 2.000 orang penenun.
“Peserta Festival Sukarare Begawe Jelo Nyensek tahun ini memang kita batasi. Hanya sekitar 500 orang. Karena terkendala lokasi,” ungkap Kepala Desa Sukarare H. Saman Budi, kepada wartawan.
Kalau tahun lalu lokasi perayaan berlangsung diarea persawahan milik masyarakat. Tetapi tahun ini lokasi tersebut tidak bisa digunakan, karena belum musim panen. Sehingga lokasi festival diputuskan digelar di jalan raya di depan kantor desa setempat. Jadi penenun dijejerkan di pinggir jalan hingga membentuk barisan sepanjang sekitar hampir 1 km.
Desa Sukarare sendiri saat ini memiliki sekitar 3.200 penenun. Jadi hamper disemua rumah ada penenunya. Karena memang sejak kecil warga Desa Sukakare, terutama yang perempuan itu diharuskan bisa menenun. Sebagai bekal keahlian.
Agar ketika berumah tangga nantinya, perempuan Desa Sukarare tidak hanya menunggu nafkah dari suaminya. Tetapi bisa juga berkontribusi bagi ekonomi keluarga dari hasil menenun. “Melalui festival ini, kita ingin terus tumbuhkan semangat dan gairah menenun. Khususnya dikalangan masyarakat Desa Sukarare,” ujarnya.
Gelaran Festival Sukarare Begawe Jelo Nyensek sendiri mendapat perhatian luar dari wisatawan. Tidak hanya wisatawan domestic, tetapi juga wisatawan mancanegara. Dengan cukup banyaknya wisatawan yang datang untuk menyaksikan secara langsung momen langka tersebut. Di mana ada ratusan penenun yang menenun kain pada satu waktu yang bersama.
“Kedepan, event-event budaya yang ada di desa-desa wisata di Loteng kita upayakan untuk terus ditingkatkan. Tidak hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas pelaksanananya,” sebut Wabup Loteng Dr. H. M. Nursiah, S.Sos.M.Si.
Menurutnya, keberadaan event tersebut penting tidak hanya dari sisi pelestarian tradisi dan budaya masyarakat saja. Tetapi bisa menjadi event pariwisata yang bisa mendatangkan wisatawan ke daerah ini. Kalau semua desa wisata di Loteng bisa menggelar event serupa, maka pihaknya optimis akan mampu menggenjot angka kunjungan wisatawan di daerah ini.
“Salah satu aspek yang perlu dibenahi ialah aspek promosinya. Kedepan, promosi dari semua event budaya di daerah ini bisa lebih massif lagi. Sehingga bisa menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah ini,” tandas Sekretaris DPD II Partai Golkar Loteng ini. (kir)