spot_img
Minggu, Desember 28, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMFasum di Mataram Disinyalir Dikuasai PKL

Fasum di Mataram Disinyalir Dikuasai PKL

Mataram (Suara NTB) – Hak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas umum (Fasum) di Kota Mataram, terganggu. Pasalnya, fasum seperti trotoar disinyalir banyak dikuasai oleh pedagang kreatif lapangan

Pantauan Suara NTB, trotoar di Jalan Majapahit, TGH. Faisal, Jalan Lingkar Selatan, Jalan By Pass-Mataram, Jalan Adi Sucipto, Jalan Bung Karno, dan lain sebagainya dipenuhi oleh PKL.

Aktifitas pedagang yang memanfaatkan trotoar dan bahu jalan, justru menghilangkan hak bagi pejalan kaki. Dampak lainnya adalah memicu kemacetan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mataram, Irwan Rahadi membenarkan aktifitas pedagang kreatif lapangan menggunakan fasilitas umum dan fasilitas sosial. Seperti berjualan di atas trotoar, bahu jalan, atas saluran, dan lain sebagainya. Penertiban sering dilakukan terutama di PKL di Jalan Majapahit, Jalan Bung Karno, dan lain sebagainya. “Setelah kita tertibkan muncul lagi pedagang baru,” kata Irwan ditemui pada, Selasa, 28 Oktober 2025.

Pemkot Mataram sebenarnya memberikan toleransi bagi masyarakat untuk menjalankan usahanya. Mereka diperbolehkan berjualan mulai sore sampai malam hari dengan konsep berjualan tidak permanen.

Menurut Irwan, pelanggaran tata ruang seolah-olah lumrah terjadi di kawasan perkotaan. Apalagi munculnya fenomena pedagang kopi keliling yang berpotensi menimbulkan kemacetan. “Kalau kopi keliling cukup mudah kita atur, karena mereka mobile. Agak repot itu PKL yang berjualan pake gerobak,” jelasnya.

Penertiban PKL sering kucing-kucingan dan menuai pro dan kontra. Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup mengimbau pedagang agar mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Kota Mataram, Arif Rahman menambahkan, aktifitas PKL yang berjualan di trotoar dan bahu jalan memicu kemacetan. Pelanggan mereka parkir di bahu dan badan jalan, sehingga meningkatkan kapasitas kendaraan. Selain itu, pejalan kaki justru kehilangan haknya memanfaatkan trotoar. “Kita minta dilakukan penertiban PKL, supaya tidak meningkatkan kapasitas kendaraan,” tambahnya. (cem)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO