PELABUHAN Perikanan yang ada di Dompu menjadi salah satu prioritas dari Pemprov NTB untuk diperbaiki. Keberadaan pelabuhan perikanan ini sangat penting dalam menunjang penangkapan ikan, khususnya tuna cakalang di Kabupaten Dompu ‘’Di Dompu ada pelabuhan perikanan yang cukup ramai beberapa waktu lalu, bongkar muat ikan cakalang. Sampai saat ini masih berjalan, tapi kondisi pelabuhan sangat memprihatinkan. Dan kami 2023 kemarin sudah mengurus izin penguasaan lahan 5 hektar kawasan hutan yang dulu, pelabuhan eksisting itu akan kita bangun lagi pelabuhan di tahun 2025 ini, khusus yang di Soroadu Dompu,’’ ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Muslim, S.T., MSi., di Kantor Gubernur NTB, kemarin.
Menurutnya, nilai yang dialokasikan untuk pembangunan kembali pelabuhan ini sudah ada Rp10 miliar di Dana Alokasi Khusus (DAK) Diskanlut Provinsi NTB. Selain membenahi pelabuhan perikanan di Dompu, pihaknya juga melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan perikanan, seperti di Tanjung Luar, Labuhan Lombok dan juga Sape.
‘’Misalnya perbaikan jalan kompleks, perbaikan kantor pelayanan. Itu semua kita lakukan. Tahun ini kita banyak melakukan perbaikan di Tanjung Luar dan Labuhan Lombok dan Sape. Tahun depan kita mulai di Dompu, sisanya kita lengkapi fasilitas pendukung. Sekarang untuk Pelabuhan-pelabuhan itu sekitar Rp12 miliar, berasal dari DAK dari KKP dan sudah masuk dalam APBD,’’ tambahnya.
Dalam membangun atau melakukan perbaikan pelabuhan perikanan pihaknya berkomunikasi dengan Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas, karena yang membagi DAK ada di Bappenas. Muslim kembali menegaskan NTB memiliki potensi besar di bidang kelautan dan perikanan. Potensi besar ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal, karena daya dukung fasilitas yang belum memadai. Salah satu potensi besar di bidang kelautan adalah cakalang. Bahkan, ikan tuna atau cakalang yang ditangkap di perairan NTB sebagian besar dikirim ke pengusaha di Bali dan Surabaya. Kemudian diekspor ke sejumlah negara di dunia, termasuk ke Amerika Serikat.
‘’Potensi tuna cakalang cukup besar 100 ribu ton setahun lebih setahun. Hasil penangkapan ditentukan oleh kondisi teknologi kapal yang digunakan. Termasuk kemampuan radar untuk mendeteksi di mana jumlah ikan yang berpotensial melakukan migrasi. Seperti di Dompu cukup besar potensinya. Bahkan tuna sebesar badan banyak yang bisa ditangkap,’’ tambahnya.Besarnya potensi ikan cakalang ini yang menjadi dasar Diskanlut Provinsi NTB mendorong agar setelah penangkapan dilakukan bisa memenuhi standar. Selama ini, ungkapnya, jika pemesan cakalang, baik yang di dalam daerah maupun luar negeri menginginkan ikan dalam kondisi segar atau tidak bau.
‘’Saya sudah lihat sendiri. Itu yang mau kita dorong pasca panen ini agar ikan yang ditangkap tidak bau atau rusak. Begitu ditangkap langsung diproses sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure), seperti ada cold storage. Insang tuna dikeluarkan setelah ditangkap, asalkan tidak bau atau rusak. Bayangkan mereka di laut 2 sampai 3 minggu, bahkan lebih dari 1 bulan,’’ ujarnya.
Selama ini, tambahnya, pengiriman tuna asal NTB dibawa ke Bali, setelah itu diproses oleh pengusaha yang ada di Bali kemudian dibawa ke sejumlah daerah atau diekspor ke beberapa negara. Bahkan, Rabu 12 Juni 2024 PT. High Point’ Fisheries mengirim 17 ton hasil olahan tuna ke Bali untuk dilakukan pengolahan dan dikirim ke Amerika Serikat. ‘’Perusahaan di Bali ini mengirim ke Amerika dan sudah punya pembeli masing masing. Jadi sebenarnya kalau dikelola dengan baik gampang masalah pasar,’’ terangnya. (ham)