Taliwang (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan mencabut status siaga bencana kekeringan di wilayahnya. Pencabutan status itu seiring dengan mulai masuknya musim penghujan di tahun 2025 ini.
“Yang masih status tanggap darurat kekeringan tinggal Desa Poto Tano dan Kiantar. Sampai tanggal 8 November. Setelah itu selesai, maka kami akan terbitkan SK penghentian status siaga kekeringan,” terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KSB, Abdullah, Jumat, 7 November 2025.
Abdullah menjelaskan, penghentian status siaga kekeringan itu seiring dengan telah masuknya musim penghujan. Beberapa wilayah kecamatan dalam satu bulan terakhir sudah diterpa hujan. Terutama wilayah-wilayah yang sebelumnya ditetapkan status darurat kekeringan akibat kemarau.
“Kecamatan Poto Tano dan Seteluk. Terus Desa Seloto yang kemarin kita pasok air bersihnya sekarang sumber air warganya berangsur normal karena sudah ada hujan di sana,” klaim Abdullah.
Pascapenghentian status siaga kekeringan itu, saat ini pemerintah KSB bersiap menghadapi masuknya musim penghujan. Berdasarkan data prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),wilayah KSB terhitung di bulan November 2025 ini sudah memasuki musim hujan, di mana perkiraan puncaknya akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2026 mendatang.
Dalam mengahadapi musim penghujan itu, pemerintah KSB sudah mempersiapkan diri mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana hidrologi. “Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk gelar apel siaga bencana musim penghujan dalam waktu dekat,” katanya.
Dalam antisipasi kebencaaan hidrologi selama musim penghujan nanti, BPBD KSB sudah memiliki peta potensi berdasarkan data-data tahun sebelumnya. Umumnya jenis bencana yang paling banyak terjadi ketika musim hujan adalah banjir. “Brang Rea, Taliwang, Seteluk, Sekongkang dan Maluk masuk dalam radar rawan banjir,” urai Abdullah seraya menambahkan bencana angin puting beliung kerap pula turut terjadi.
“Kemudian ombak besar dan cuaca buruk di laut, juga kita ingatkan masyarakat agas selalu mewaspadainya,” sambung mantan Camat Poto Tano ini.
Dalam kesiagaan menghadapi berbagai potensi bencana akibat musim penghujan nanti diperlukan keterlibatan semua pihak, tak terkecuali masyarakat secara umum. “Koordinasi dan informasi cepat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan sebelum bencana hingga pasca bencana. Dan info cepat itu dapat berasal dari masyarakat,” pungkas Abdullah. (bug)

