spot_img
Minggu, Desember 28, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMCerita di Balik Hari Pahlawan Nasional di Mataram: Kisah 166 Makam Pejuang...

Cerita di Balik Hari Pahlawan Nasional di Mataram: Kisah 166 Makam Pejuang di Majeluk

Setiap 10 November, suasana haru menyelimuti kawasan Lingkungan Majeluk, Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, tempat ratusan pahlawan dimakamkan. Di atas lahan seluas setengah hektare itu, sebanyak 166 pahlawan bersemayam dengan tenang tujuh di antaranya tanpa nama dan tanpa identitas.

Pantauan Suara NTB pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 10.00 Wita, suasana di area makam tampak bersih dan tertata rapi. Upacara apel dan ziarah yang digelar TNI memperingati Hari Pahlawan Nasional meninggalkan jejak penghormatan dan keheningan. Di setiap pusara terlihat helm hijau sebagai simbol perjuangan, serta lampu kecil yang menerangi makam para pahlawan di malam hari.

Beberapa makam juga dilengkapi kendi air dari tanah liat, yang diletakkan di atas pusara oleh keluarga sebagai bentuk doa dan kenangan bagi para pejuang.

Tujuh Pahlawan Tanpa Nama

Salah seorang pengurus Taman Makam Pahlawan Majeluk, Fahrurrozi, menuturkan bahwa dari total 166 makam pahlawan, terdapat tujuh makam tanpa identitas. Mereka adalah para pejuang yang gugur di medan perang tanpa diketahui nama maupun asal-usulnya.

“Pada saat dimakamkan, tidak diketahui identitasnya. Makamnya ada di sana, dan tidak ada foto yang bisa kami pajang di papan informasi ini,” ujarnya.

Menurut Fahrurrozi, para pahlawan tanpa nama itu diyakini berasal dari kalangan sipil yang ikut berjuang membantu pasukan militer melawan penjajah. Mereka gugur tanpa sempat dikenali, namun tetap dimakamkan secara terhormat di antara para pahlawan lainnya.

Ada Jasad Tanpa Kepala
Dari cerita Fahrurrozi, ada satu kisah yang menggugah hati — seorang pahlawan yang dimakamkan tanpa kepala. Meski demikian, identitasnya berhasil diketahui berkat keterangan keluarga dan rekan seperjuangan.

“Tanpa kepala pun ada yang dimakamkan di sini. Tapi alhamdulillah identitasnya sempat dikenali,” katanya lirih.

Fahrurrozi menjelaskan bahwa makam di Majeluk dibagi menjadi dua kategori, yakni makam pahlawan dan makam bahagia.
Makam pahlawan diperuntukkan bagi mereka yang wafat setelah berjuang dan kini berjumlah 103 makam.

Makam bahagia merupakan sebutan bagi pejuang yang gugur ketika sedang bertugas di medan perang, dengan jumlah 63 makam.

“Mereka semua adalah pejuang. Kami menyebutnya ‘makam bahagia’ karena mereka gugur di jalan perjuangan,” tutur Fahrurrozi.

Lebih lanjut, Fahrurrozi menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat dimakamkan di kawasan tersebut. Ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya merupakan anggota TNI, Polri, atau veteran.

Pihak keluarga calon jenazah juga wajib berkoordinasi dengan Garnisun Kodim setempat untuk proses administrasi dan verifikasi status kepahlawanan.

“Sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, keluarga harus mengajukan izin dan melapor ke Garnisun,” pungaksnya. (pan)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO