spot_img
Sabtu, Desember 27, 2025
spot_img
BerandaBREAKING NEWSIntervensi 300 Hektare Lahan Kering, Program Oplah Selamatkan Petani di Lobar dari...

Intervensi 300 Hektare Lahan Kering, Program Oplah Selamatkan Petani di Lobar dari Gagal Panen

Giri Menang (suarantb.com) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Pertanian (Distan) Lobar terus berupaya meningkatkan produksi. Salah satunya melalui program Optimasi Lahan atau Oplah. Program ini menyasar 300 hektare lahan tadah hujan atau lahan kering menjadi produktif.

Melalui intervensi itu, ratusan hektare bisa diaktifkan kembali. Dengan demikian, petani bisa terhindar dari ancaman gagal panen yang tiap tahun menghantui mereka.

Pada Selasa (18/11/2025), tim Distan Lobar dipimpin oleh Kepala Distan Lobar, Hj. Damayanti Widyaningrum turun langsung memantau pelaksanaan program Oplah ini di Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung, Lobar. Alhasil, kendati baru mencapai 80 persen Oplah ini sudah bisa dirasakan dampaknya oleh para petani di wilayah itu.

Para petani di daerah itu mengaku tidak lagi menyusahkan air untuk irigasi ketika tanaman padi membutuhkan air. Karena air tampungan di embung yang disedot dari sungai sekitar tersedia berlimpah.

Dibanding sebelum ada bantuan ini, petani di wilayah itu selalu mengalami dua masalah. Masalahnya adalah gagal panen dan gagal tanam karena kekurangan air. “Alhamdulillah dengan adanya program Oplah ini, masyarakat petani kami bisa menanam dua bahkan sampai tiga kali. Ini merupakan satu anugerah bagi kami masyarakat dusun Sambik Ratik khususnya dan desa Banyu Urip umumnya,” kata Ketua Gapoktan Berkah Subur Dusun Sambi Ratik, H. Zulhakim.

Ia bersama petani lain pun menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat, Kementerian Pertanian, hingga Bupati dan Wabup Lobar serta Distan yang telah memperjuangkan bantuan Oplah bagi para petani setempat.

Luas lahan yang diairi dari Oplah di daerah tersebut seluas 130 hektare dari total keseluruhan areal pertanian di dusun tersebut mencapai 252 hektare. Secara bertahap, lahan ini ditangani melalui program ini. Jumlah Poktan yang disasar mencapai 11 kelompok. Total Petani mencapai 800 orang.

Program Oplah Tingkatkan Hasil Produksi Petani

Dengan ketersediaan air ini, tentu bisa meningkatkan hasil produksi padi petani setempat. Ia yakin bisa meningkat hingga 5-6,5 ton per hektare, dari sebelumnya 3-3,5 ton per hektare. Itu pun sering kali lahan pertanian petani gagal panen. “Jarang kami dapat panen,” kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Distan Lobar, Hj. Damayanti Widyaningrum mengatakan program Oplah ini menyasar tiga desa. Desa tersebut adalah Desa Banyu Urip, Kuripan Timur dan Pelangan dengan luas lahan 300 hektare.

“Kami turun untuk mengecek sejauh mana progres Optimasi Lahan ini, ini sudah mencapai 80 persen, tinggal sedikit lagi. Diperkirakan dua Minggu lagi selesai,” kata Damayanti.

Khusus di Desa Banyu Urip, luas lahan yang dialiri ditarget 250 hektare. Namun tahap pertama ini areal yang dialiri baru 130 hektare. Ke depan pihaknya akan mengembangkan ke lahan-lahan yang masih ada tersebut. Dengan bantuan ini, petani merasa sangat terbantu terkait ketersediaan air untuk mengairi sawahnya. Sehingga bisa menambah IP atau indeks pertananaman, yang tadinya 1 kali atau IP100 menjadi 2 kali (IP200). Bahkan bisa tiga kali dengan hasil panen lumayan tinggi. Dari sebelumnya 3-3,5 ton per hektare, dipastikan meningkat menjadi 5-6,5 ton per hektare.

Bagi petani di desa itu, sangat terharu dengan program ini. Sebab bisa mengairi lahan mereka. Pasalnya, hal ini telah dinantikan sejak lama agar petani tidak lagi mengalami kegagalan, baik gagal panen dan gagal tanam akibat tidak ada air.

Dengan penambahan IP ini, lanjut dia, tentu produktivitas dan produksi padi di daerah setempat pun lebih meningkat. Sehingga swasembada pangan pun diharapkan bisa dicapai.

Bentuk Bantuan

Bantuan Oplah ini sendiri berupa pipa sepanjang 2 Kilometer. Fungsinya untuk menyedot air dari sungai dan mengaliri ke satu embung ke embung lainnya hingga ke sawah-sawah petani. Dilengkapi dengan mesin penyedot air yang bagus.

“Dari sumber air ke embung embung itu pipanya sepanjang 2 kilometer. Air ditampung di embung, penampungan pertama lalu dialiri ke embung kedua. Hingga sembilan embung yang ada. Lalu air yang ditampung diliri ke sawah-sawah,” imbuhnya.

Selain perpipaan, pompa, dan embung, jika diperlukan irigasi juga bisa ditangani melalui program ini.

Ia menambahkan, daerah ini menjadi lokasi program Oplah ini karena memenuhi kriteria. Di mana daerah ini termasuk rawan kekeringan. Sehingga petani sering gagal panen dan gagal tanam karena tidak ada air. “Sehingga di sini salah satu kriteria untuk mendapatkan program Oplah ini salah satunya daerah kering yang bisa ditingkatkan Indeks Pertanamannya,” imbuhnya.

Pihaknya pun akan intens turun memonitor untuk memastikan program ini tetap berjalan.

Sementara itu Kades Banyu Urip Slamet Riyadi menyampaikan bahwa luas lahan pertanian di daerah itu mencapai 252 hektare. Untuk sementara tahap awal ini ditangani melalui optimasi lahan seluas 130-an hektare.

“Alhamdulillah harapan dan doa petani kami khususnya di empat dusun terkabulkan. Mereka bisa mendapatkan air irigasi untuk lahan pertaniannya,” kata Kades Banyu Urip.

Empat dusun di daerah itu, di antaranya Sambi Ratik, Kondak, Bentenu dan Bantir sangat butuh penanganan Irigasi pertanian. Ini karena daerah tadah hujan menyebabkan petani gagal panen. (her)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO