Sumbawa Besar (suarantb.com) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, memastikan terus berupaya mencari calon investor untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan Teluk Santong di kecamatan Plampang sebagai ikhtiar mewujudkan Program Strategis Nasional (PSN) ekstensifikasi garam rakyat.
“Skema awalnya pelabuhan tersebut akan dibangun oleh PT Pelindo, tetapi dalam perjalanan management PT Pelindo berubah sehingga belum ada informasi padahal kita sudah siapkan lahan,” kata Kepala Bappelitbangda Sumbawa, Dr. Deddy Heriwibowo, kepada Suara NTB, Senin (10/11).
Doktor Deddy melanjutkan, pemerintah juga sudah menyiapkan lahan untuk merealisasikan pelabuhan tersebut sekitar 300 hektare. Bahkan proses Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH) sudah tuntas dengan kawasan hutan di Lantung Padesa seluas 300,49 hektare.
“Lahannya sudah siap tinggal proses pembangunan. Tetapi karena ada perubahan manajemen di PT Pelindo yang mengakibatkan realisasi pembangunan pelabuhan itu belum jelas,” ujarnya.
Doktor pun meyakinkan, pengurusan lahan untuk penetapan sebagai aset pemerintah terus dilakukan pemerintah. Karena lahan itu nantinya akan dijadikan sebagai lahan cadangan pemerintah salah satunya pembangunan pelabuhan tersebut.
“Kedepan yang paling berat mencari investor yang akan membangun, pak Bupati juga terus melakukan komunikasi dengan pihak swasta sebagai investor yang akan mengembangkan pelabuhan itu,” ujarnya.
Apalagi lokasi pelabuhan Teluk Santong sangat dekat dengan rencana pemerintah mewujudkan program ekstensifikasi tambak garam. Bahkan untuk tambak garam tersebut, pemerintah sudah menyiapkan lahan sekitar 2000 hektare untuk mewujudkan program tersebut.
“Untuk kualitas air dan ekosistem sebagai lokasi tambak garam di Taluk Santong sangat mendukung untuk pengembangan garam rakyat itu. Sehingga keberadaan pelabuhan di lokasi tersebut sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Seraya menambahkan, pelabuhan Teluk Santong ini merupakan akses utama hasil perkebunan di Pulau Sumbawa. Bahkan ada potensi 1,7 juta ton jagung bisa digeser ke daerah yang membutuhkan melalui pelabuhan tersebut.
“Keberadaan pelabuhan Teluk Santong ini kami anggap sangat vital dan penting bagi pertumbuhan ekonomi Sumbawa, belum lagi ketika blok Dodo Rinti beroperasi maka keberadaan pelabuhan ini sangat penting, ” ucapnya.
Ia pun menyebutkan, selain garam ada sekitar 1,7 juta ton jagung tersebut berasal dari Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, dan Sumbawa. Bahkan Kabupaten Sumbawa sendiri sudah mampu menghasilkan sekitar 700.000 ton jagung sementara jika diakumulasikan secara keseluruhan bisa mencapai 1,7 juta ton.
“Kami berharap dukungan semua pihak untuk mendorong agar pelabuhan ini segera terwujud karena tidak hanya jagung pengiriman bawang merah juga bisa dilakukan dari pelabuhan itu, “tukasnya.
Sementara itu, pertumbuhan investasi di NTB menunjukkan tred peningkatan yang signifikan. Demikian juga dengan realisasinya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Irnadi Kusuma menyebutkan, hingga triwulan III tahun 2025 realisasi investasi di NTB menunjukkan tren positif.
DPMPTSP NTB mencatat nilai investasi sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai Rp 48,98 triliun atau sekitar 80,18 persen dari target nasional yang ditetapkan oleh BKPM RI sebesar Rp61,09 triliun. ‘’Capaian ini menujukkan bahwa pemerataan investasi di NTB terus berkambang. Baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa,’’ kata Irnadi. (ils)

