Bima (suarantb.com) – Warga Kabupaten Bima mengeluhkan kondisi jalan nasional di depan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin. Meski petugas telah melakukan pemeliharaan jalan dan drainase beberapa waktu lalu, tiga titik di ruas tersebut masih terlihat menurun dan tidak rata. Kondisi ini membuat pengendara sering oleng saat melintas, terutama pada malam hari ketika jarak pandang terbatas.
Dari pantauan Suara NTB di lokasi, ditemukan tiga titik dengan permukaan jalan yang menjorok ke bawah. Situasi ini dinilai warga cukup berbahaya mengingat ruas tersebut merupakan jalur yang ramai dilalui berbagai jenis kendaraan, mulai dari roda dua, roda empat, hingga truk dan bus besar. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, warga setempat bahkan terpaksa memasang batang pohon dan ban sebagai penanda darurat di titik yang rusak.
Kondisi ini bukan hanya terlihat secara visual, tetapi juga sudah berdampak langsung pada pengguna jalan. Selama sepekan terakhir, beberapa kendaraan terpantau oleng saat melintasi titik tersebut. Warga sekitar pun kerap memberikan peringatan kepada pengendara agar berhati-hati ketika melintas, terutama bagi mereka yang tidak mengetahui kondisi jalan sebelumnya.
Salah seorang warga Kabupaten Bima, Arbia, yang hampir setiap hari melintas di jalur tersebut, mengaku hampir kehilangan kendali saat melewati salah satu titik yang menurun. Ia sempat melihat aktivitas pengerjaan drainase dan galian beberapa waktu lalu.
“Kelihatannya itu bekas galian buat pasang beton. Awalnya ditimbun tanah dan belum diaspal, tapi enak, permukaannya cukup rata. Tapi sekitar dua atau tiga minggu lalu jalan itu sudah diaspal baru. Karena sebelumnya tidak ada lubang (postur jalan yang menjorok ke dalam), ternyata ada bagian yang menjorok ke bawah cukup dalam. Saya sampai oleng karena kecepatan saya juga lumayan,” jelasnya ketika dimintai keterangan oleh Suara NTB, pada Rabu (26/11/2025).
Arbia menambahkan bahwa beberapa rekannya yang melalui jalur serupa juga mengeluhkan hal yang sama. “Karena belum tahu kondisi jalannya, banyak yang oleng. Tapi sejauh ini saya belum dengar ada yang sampai jatuh,” sambungnya.
Keluhan serupa disampaikan warga lainnya, Suddirman, yang menyoroti bahaya tambahan pada malam hari. “Kalau malam hampir tidak kelihatan. Pengendara yang tidak tahu pasti kaget dan oleng,” ujarnya.
Dengan berbagai kondisi tersebut, warga berharap pemerintah segera turun tangan. Mereka menekankan bahwa ruas ini merupakan jalur nasional yang dilalui berbagai jenis kendaraan dan memiliki peran vital dalam mobilitas masyarakat serta distribusi barang dan jasa.
Sedangkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bima, Suwandi, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya akan segera meneruskan laporan warga kepada Satuan Kerja Jalan Nasional yang berwenang menangani ruas tersebut.
“Nanti saya sampaikan ke teman-teman Satker Jalan Nasional ya,” melalui pesan singkat kepada Suara NTB, pada Kamis (27/11/2025). Saat ditanya apakah pekerjaan perbaikan sebelumnya telah rampung, ia menambahkan, “Nanti saya pastikan lagi, pungkasnya.”
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pekerjaan di depan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin merupakan bagian dari paket preservasi jalan nasional yang kini digarap Satuan Kerja PJN Wilayah III NTB. Program tersebut mencakup pemeliharaan jalan nasional sepanjang 120 kilometer di Bima pada 2025, dengan tujuan memperkuat konektivitas, menurunkan biaya logistik, dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Ruas yang ditangani meliputi jalur Sila–Batas Kota Bima–Raba–Sape–Padolo III hingga akses menuju Bandara Sultan Muhammad Salahuddin dan Pelabuhan Bima. Pekerjaan dilaksanakan oleh PT Citra Nusra Persada dalam dua tahap, mencakup pemeliharaan rutin, peningkatan kondisi jalan, perbaikan drainase, penunjang keselamatan, hingga pemeliharaan jembatan. Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa pemeliharaan berkesinambungan bertujuan menjaga kualitas jalan tetap mantap dan memperpanjang umur layanan. (hir)

