Giri Menang (Suara NTB) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Barat (Lobar) mengalami kenaikan signifikan. Seperti tahun 2026, target PAD menyentuh angka Rp610 miliar dari target tahun ini 531,7 miliar. Angka ini pun mendongkrak persentase kontribusi PAD terhadap APBD Lobar hingga 30 persen. Sehingga menempatkan Lobar pada posisi kedua sebagai daerah dengan persentase PAD terhadap APBD terbesar kedua di NTB.
Bupati H. Lalu Ahmad Zaini menerangkan, target PAD tahun depan naik menjadi Rp610 miliar dari tahun ini. Banyak orang mempertanyakan pada dirinya, optimis kah dengan target PAD ini? “Saya masih tetap optimis dengan target kami Rp610 miliar tahun depan. Dan sekarang posisi persentase PAD terhadap APBD, termasuk kita paling tinggi, sudah 30 persen terhadap APBD. Kita di bawah Mataram, kalau dengan kabupeten lain Kita masih unggul,” klaimnya, Senin, 1 Desember 2025.
Peningkatan PAD ini, kata dia, sangat luar biasa dari target sebelumnya. Dan pihaknya selalu bekerja optimis mencapai target tersebut. Pasalnya, pihaknya telah menyusun program itu mengacu berbasis data dan dua indikator keberhasilan yakni peningkatan perekonomian dan PAD. Termasuk dalam penyusunan target PAD mencapai Rp610 miliar dari APBD Rp2 triliun lebih. Persentasenya telah mencapai 30 persen dari APBD.
 Sementara itu, Kepala Bapenda Lobar H. Moh Adnan menerangkan realisasi PAD total keseluruhan PAD hingga 26 November baik bersumber dari BLUD maupun non BLUD mencapai 90,44 persen dari target Rp531,76 miliar. “Sudah terealisasi sekitar Rp480,94 miliar atau 90,44 persen. Di luar BLUD (non BLUD) sudah mencapai 97,98 persen, mudah-mudahan bisa 100 persen,” harapnya.
Khusus Bapenda, ujarnya, optimistis bisa mencapai 100 persen, sebab realisasi ini sudah mencapai 95 persen. Yang menjadi pemasukan akhir tahun ini, dari sektor pajak PBB dan BPHTB. Realisasi PAD pada Bapenda yang sudah di atas 100 persen, seperti pajak hotel, restoran, BPHTB dan reklame.
Sementara itu, dalam catatan Badan Anggaran salah satu fokusnya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Melalui Juru Bicara Badan Anggaran DPRD Lobar, Ass Prof. Dr. Syamsuriansyah secara tegas mengimbau Pemda agar optimalisasi PAD menjadi fokus utama melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan digitalisasi. Untuk mendukung langkah ini, Eksekutif disarankan membentuk Tim Optimalisasi PAD yang bertugas mengidentifikasi potensi pendapatan baru.
Namun politisi Perindo itu mengapresiasi upaya Pemkab mencapai target PAD tahun ini, sehingga capaiannya lumayan signifikan, dan optimisme mencapai target.
Terpisah, Anggota komisi II DPRD Lobar H Jumahir mengatakan sesuai dengan sambutan Bupati pada rapat paripurna pengesahan APBD 2026, bahwa dari 10 kabupaten kota di NTB, Lobar pada peringkat 2 setelah Kota Mataram dalam hal persentase PAD terhadap APBD. “Itu (PAD) salah satu terobosan yang harus dilakukan, tatkala dana transfer dipangkas,” ungkapnya.
Menurut politisi Golkar ini, kalau melihat progres PAD tahun ini ia optimis capaian itu bisa terwujud. Meski demikian ia mendorong inovasi meningkatkan PAD ini tidak serta merta memberatkan masyarakat. OPD perlu mencari potensi-potensi lain yang selama ini luput dari OPD harus dimaksimalkan. Jika pola kerja OPD ini dilakukan lebih intensif oleh OPD, kemudian disertai kiat-kiat menambal kebocoran. Pihaknya optimis target PAD Rp610 miliar tahun depan bisa dicapai. (her)

