DEWAN mendesak pemerintah kota (Pemkot) Mataram melakukan langkah-langkah intensif dan “ekstrem” untuk mengatasi kebocoran pendapatan daerah, terutama pada sektor retribusi parkir dan reklame. Desakan ini muncul dari Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini.
Zaini menegaskan bahwa upaya intensifikasi pendapatan daerah harus lebih agresif. Ia menilai, pendapatan dari sektor yang sama tahun sebelumnya tidak menunjukkan perkembangan meski berbagai dorongan telah diberikan.
“Kalau kita lihat kemarin itu stagnan. Kita sudah paksa untuk meningkat, tapi hasilnya tetap begitu. Perlu intensifikasi yang benar-benar ekstrem dari Pemkot,” ujarnya dalam rapat gabungan komisi-komisi dewan baru-baru ini.
Mantan Ketua DPRD Kota Mataram ini menyoroti kinerja Pemkot dalam memaksimalkan potensi retribusi, khususnya dari reklame. Menurut Zaini, Pemkot sebelumnya pernah melakukan pembongkaran reklame ilegal dan langkah tersebut terbukti meningkatkan pendapatan.
“Dulu pernah dilakukan pembongkaran reklame, dan itu cukup signifikan meningkatkan PAD. Tapi sekarang tidak ada lagi gerakan seperti itu,” tambahnya.
Sektor parkir juga menjadi perhatian karena masih ditemukan ketidakjelasan antara data kajian dan realisasi pendapatan. Zaini mempertanyakan mengapa kajian parkir yang sudah dilakukan bertahun-tahun belum membuahkan hasil konkret.
“Kajian sudah dilakukan sejak lama. Kenapa hasilnya tidak keluar? Katanya pendapatan parkir kecil, tapi kita melihat ada potensi besar di lapangan, terutama di titik-titik tertentu, termasuk yang dekat mall,” tegasnya.
Zaini menyampaikan bahwa target parkir Rp18 miliar sulit tercapai jika tidak ada tindakan tegas untuk menutup celah kebocoran. “Target 18 miliar itu sangat besar. Kebocoran yang terjadi harus dijawab oleh Pemkot dengan langkah konkret dan aktor yang jelas. Jangan hanya menerima laporan tanpa tindakan,” katanya.
Ia menilai, selama ini Pemkot cenderung pasif dan hanya mengumpulkan laporan tanpa verifikasi di lapangan. Anggota dewan dari daerah pemilihan Selaparang ini mengkritik langkah ekstrem yang pernah diusulkan sering kali hanya dibahas tanpa direalisasikan. Hal ini dianggap menyebabkan kebocoran pendapatan terjadi terus-menerus.
“Sudah berapa kali kita usulkan tindakan ekstrem untuk menutup celah, tapi tidak pernah muncul tindak lanjutnya. Ini yang harus diperbaiki,” kritiknya. (fit)

