Giri Menang (Suara NTB) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengusulkan penanganan jalan provinsi di sepanjang Buwun Mas hingga perbatasan dengan Lombok Tengah. Akses jalan ini sangat viral untuk mendukung investasi, salah satunya yang saat akan membangun Marina Bay. Kendalanya, ruas jalan provinsi di Sekotong yang menjadi akses utama menuju kawasan pariwisata strategis tersebut dilaporkan mengalami kerusakan parah dan mendesak untuk segera diperbaiki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, Ahad Legiarto, menegaskan perbaikan jalan ini bukan sekadar pemeliharaan rutin, melainkan upaya strategis untuk membuka pintu bagi investasi kelas dunia.
Pihaknya telah mengajukan permohonan resmi kepada instansi terkait mengenai kondisi mendesak ini. Kerusakan parah yang menjadi sorotan utama berada pada ruas jalan yang membentang dari Sekotong Tengah menuju Sepi, yang merupakan jalur penghubung vital ke Desa Buwun Emas dan sekitarnya.
Ahad Legiarto tidak menampik bahwa kondisi jalan saat ini sangat buruk. “Jalan dari Sekotong Tengah ke Sepi itu, menuju Desa Buwun Emas, kondisinya rusak banget,” ungkap Ahad Legiarto, kemarin.
Titik kerusakan ini bahkan sudah terlihat jelas mulai dari depan kantor desa. Total panjang jalan yang mengalami kerusakan parah dan membutuhkan penanganan serius diperkirakan mencapai 2,5 kilometer.
Akselerasi perbaikan ini memiliki kaitan erat dengan rencana investasi besar di kawasan tersebut. Pemda berupaya memastikan bahwa infrastruktur pendukung siap sedia ketika para investor, terutama yang terkait dengan proyek Marina Bay dan kompleksnya, datang dan beroperasi.
“Tujuan perbaikan ini sampai harus mendesak karena kita juga berupaya untuk menangkap investor yang sekarang lagi viral, Marina Bay dan kompleksnya. Di situ kan jalannya rusak semua. Itu sudah sudah kita sampaikan,” jelasnya menambahkan.
Ahad Legiarto menambahkan, pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan menyampaikan kondisi ini dan kini tengah melengkapi administrasi yang diperlukan. “Mereka (pihak terkait) meminta diperkuat sama surat-surat. Insyaallah suratnya ada,” tambahnya.
Kerusakan yang terjadi pada jalur Sekotong ini disebabkan oleh masalah teknis mendasar pada konstruksi awal, yaitu ketiadaan sistem drainase. “Karena memang jalan konstruksinya nggak ada drain-nya,” ungkap Ahad Legiarto.
Hal ini mengakibatkan air dari perbukitan mengalir langsung melintasi badan jalan menuju ke bawah, sehingga mempercepat erosi dan kehancuran struktur jalan. Untuk mengatasi masalah ini secara permanen, solusi yang diusulkan mencakup penanganan drainase.
Masyarakat setempat sebetulnya hanya perlu menggali sedikit di bagian bukit untuk mengalihkan aliran air, namun penanganan konstruksi skala besar membutuhkan penambahan gorong-gorong. “Dikasih apa namanya? Gorong-gorong, ada tiga biji, selesai,” sebutnya.
Mengingat skala kerusakan dan kebutuhan penanganan komprehensif, termasuk konstruksi aspal, badan jalan, penambahan drainase, gorong-gorong, dan beberapa jembatan kecil, anggaran yang diajukan untuk penanganan awal proyek jalan provinsi ini tergolong signifikan.“Kalau provinsi, itu kita anggarkan sampai Rp12 miliar bisa,” tutup Ahad Legiarto.
Anggaran sebesar Rp 12 miliar ini dialokasikan untuk penanganan awal di titik-titik kerusakan terparah. Upaya ini mencerminkan komitmen Pemkab Lobar untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif, di mana akses yang mulus menjadi jaminan bagi pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata di Sekotong. (her)

