Taliwang (Suara NTB) – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mendorong para pengusaha lokal untuk dapat menciptakan produk beras premium.
Kepala DKP KSB, Amin Sudiono menyampaikan, kebutuhan akan beras premium di masyarakat sangat tinggi. Namun kebutuhan itu sejauh ini dipenuhi oleh pengusaha luar daerah, karena tidak adanya pengusaha lokal yang mampu memproduksi beras premium. “Beras premium yang banyak beredar di kita itu semuanya dari (Kabupaten) Sumbawa yang banyak,” ungkapnya.
Sebenarnya para pengusaha lokal KSB mampu memproduksi beras kualitas premium. Untuk bahan bakunya, kata Amin, sudah banyak tersedia. Sebab hampir sebagian besar petani menanam varietas padi unggulan. Hanya saja dari sisi peralatan, para pengusaha lokal belum ada yang memiliki peralatan lengkap untuk meproses padi tersebut menjadi beras premium.
Menurut Amin, ada beberapa pengusaha saat ini memiliki pabrik penggilingan padi memenuhi standar beras premium. Namun diperlukan dua unit mesin berbeda untuk pengolahan lanjutan hingga produknya menjadi beras premium.
Salah satu unit mesin yang dibutuhkan itu adalah mesin color sorter. Amin menuturkan, mesin tersebut menjadi tulang punggung produksi untuk penciptaan produk beras premium.
“Nah tahun depan sudah ada satu pengusaha yang siap mengadakan. Mudah-mudahan jadi sehingga kita bisa punya produk beras kualitas premium sendiri,” ujar Amin seraya menambahkan agar pengusaha lain juga bisa melengkapi perangkat mesin pemrosesan beras premium.
“Kalau bisa sampai tiga pengusaha punya pabrik untuk produksi beras premium, saya kira kita tidak butuh lagi produk dari luar daerah,” sambungnya.
Selanjutnya ia menyampaikan, para pengusaha tidak akan rugi jika memproduksi beras premium. Sebab jika melihat pasar, kebutuhan akan beras kualitas terbaik itu di tengah masyarakat sangat tinggi. “Masyarakat kita ini kan senang beras yang enak, yang pulen-pulen. Jadi tidak akan rugi pengusaha itu kalau menciptakan beras jenis premium,” katanya.
Untuk menunjang produksi beras premium oleh pengusaha lokal, Amin mengatakan, pemerintah harus tetap turut andil. Salah satunya dalam hal penyediaan bahan baku. Ia membenarkan, saat ini banyak petani yang menanam padi jenis terbaik dan sangat cocok menjadi bahan baku beras premium. Akan tetapi di tingkat lapangan, petani masih belum secara tertib menerapkan pola penanaman untuk memenuhi standar penyiapan bahan baku beras premium.
“Misalnya ada yang belum waktu panen sudah mereka panen. Pascapanen juga, gabahnya tidak diperlakukan sebagaimana seharusnya. Maka dari itu melalui Dinas Pertanian, kalau sudah ada pengusaha yang siap memproduksi beras premium, para petani harus ikut aturan cara menanam juga supaya hasilnya bisa diproduksi jadi beras premium,” pungkasnya. (bug)

