Mataram (Suara NTB) — Workshop Penguatan Transisi PAUD-SD, Pencegahan Stunting, dan Pembekalan E-Kinerja PMM, secara bersamaan juga dengan Rakerpim Pengurus IGTKI PGRI NTB di Wisma Disiplin-BGP NTB digelar Rabu 31 Januari 2024.
Kegiatan itu bertujuan meningkatkan transisi antara PAUD dan SD, serta menggalakkan upaya pencegahan stunting melalui pendidikan.
Tak hanya itu, para pengurus PMM juga diberikan pembekalan terkait E-kinerja, sementara pengurus IGTKI PGRI NTB menggelar rapat kerja pimpinan untuk merumuskan langkah-langkah strategis ke depan.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BGP NTB, Drs. Suka, M.Pd., perwakilan sekolah PAUD dan SD, stakeholder pendidikan, hingga pemerintah daerah. Workshop ini menjadi momentum penting untuk menghadirkan solusi konkret dalam mengatasi tantangan pendidikan di NTB, terutama terkait transisi yang mulus dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) serta upaya pencegahan stunting yang terus menjadi perhatian serius.
Dalam workshop tersebut Suka menyampaikan seluruh para peserta bisa mendiskusikan berbagai strategi dan program yang dapat diterapkan untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki pondasi yang kuat sejak dini. “Sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan baik saat memasuki jenjang pendidikan berikutnya,” ujarnya.
Diskusi juga melibatkan penyusunan kurikulum yang lebih terintegrasi antara PAUD dan SD serta pengembangan metode pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
Sementara itu, sesi pencegahan stunting menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Indonesia. Para pakar kesehatan dan pendidikan berbagi pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan anak sejak dini. Langkah-langkah konkret juga dibahas, termasuk program nutrisi di sekolah, edukasi bagi orang tua, dan kerja sama lintas sektor untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses yang cukup terhadap gizi dan perawatan kesehatan.
Di samping itu, pembekalan E-kinerja untuk PMM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan program pendidikan di berbagai daerah. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, diharapkan PMM dapat lebih responsif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan sekolah.
Di tempat yang sama, pengurus IGTKI PGRI juga menggelar rapat kerja pimpinan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru. Agenda tersebut mencakup pembaruan kurikulum, peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, serta upaya advokasi untuk mendapatkan sumber daya yang lebih memadai bagi pendidikan di Indonesia.
Acara ini diakhiri dengan semangat optimisme dari semua peserta, yang berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Diharapkan, hasil dari workshop ini akan memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (ron)