Taliwang (Suara NTB) – Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat mengungkapkan telah merancang sebuah program untuk membantu petani menghadapi paceklik yang terjadi saat ini.
“Kami sudah mengajukan telaah staf ke bupati yang intinya bagaimana membantu petani yang sekarang sedang terancam gagal tanam dan gagal panen karena kondisi cuaca,” kata kepala Dinas Pertanian KSB, Muhammad Saleh, Selasa 5 maret 2024
Saleh menjelaskan, ada dua opsi yang disiapkan pihaknya untuk membantu petani yang terdampak cuaca ekstrim sekarang ini. Pertama pemberian bantuan bibit, khusus kepada petani jagung. Sementara bagi petani padi selain mengusulkan bantuan bibit, juga bantuan pangan berupa beras.
Opsi kedua kata dia, mempercepat pemanfaatan sumur bor. Di mana pemerintah mendukung dari sisi penyediaan bahan bakar minyak (BBM) guna operasional mesin penyedot yang akan digunakan oleh petani. “Nah pemanfaatan sumur bor ini dalam rangka menghadapi musim tanam kedua nanti,” papar Saleh.
Ia melanjutkan, untuk bantuan bibit pihaknya memproyeksikan agar dapat diwujudkan pada musim tanam pertama tahun 2025 mendatang. Menurut Saleh usulan itu rasional mengingat untuk saat ini anggaran pemerintah telah dialokasikan penuh melalui APBD murni. “Jadi kita arahkan ke APBD Perubahan sehingga eksekusinya bisa dilaksanakan di awal musim tanam tahun 2025. Kami kira itu yang paling aman,” ujarnya seraya menambahkan bantuan tersebut dikhususkan bagi petani murni.
“Artinya kalau pemilik lahan itu ASN atau karyawan perusahaan. Itu tidak termasuk sebagai penerima bantuan yang kita siapkan nanti,” cetus Saleh.
Mengenai aduan gagal tanam dan panen oleh petani saat ini terus berdatangan. Sekitar 60 hingga 70 persen blok-blok pertanian di seluruh kecamatan disebutkan Saleh, melaporkan tidak dapat berproduksi akibat kondisi cuaca ekstrem. “Di Jereweh laporan yang kami terima hampir 90 persen petani memilih tidak menanami lahannya. Mereka takut hujan sekarang tidak cukup menyuplai air yang dibutuhkan tanamannya nanti,” tukasnya. (bug)