spot_img
Senin, Februari 24, 2025
spot_img
BerandaNTBDOMPUHarga Gabah Mulai Turun Akibat Serapan Gabah Petani yang Intensif

Harga Gabah Mulai Turun Akibat Serapan Gabah Petani yang Intensif

Dompu (Suara NTB)  Harga gabah petani di Kabupaten Dompu mengalami trend penurunan dalam pekan ini hingga Rp5.600 per kg untuk gabah kering panen (GKP). Jika dibandingkan pekan lalu, harga GKP sekitar Rp6.300 per kg dan penurunan harga gabah ini mulai berdampak pada harga beras.

Penurunan harga gabah di tingkat petani salah satu pemicunya karena gudang – gudang pengusaha yang ada, sudah mulai dipenuhi oleh gabah hasil serapan selama ini. Sehingga para pengusaha mulai membatasi penyerapan gabah petani. “Kita berharap harga – harga ini tetap stabil, sehingga tetap bisa memberi keuntungan bagi petani dan tidak membebani warga dalam membeli beras,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP, MM, Kamis (7/3).

Dikatakan M Syahroni, berdasarkan hasil pengamatan oleh petugas informasi pasar (PIP) Dinas Pertanian pada 1 Maret lalu, harga GKP sebesar Rp6.300 per kg dan gabah kering giling (GKG) sebesar Rp8.600 dan harga berasnya Rp15 ribu per kg di tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp16 ribu per kg.

Untuk harga jagung di tingkat petani sebesar Rp6 ribu per kg dan di tingkat pengecer sebesar Rp.7 ribu per kg. Sementara kondisi pada 6 Maret, GKP sebesar Rp5.600 per kg dan gabah kering giling (GKG) sebesar Rp7.500 dan harga berasnya Rp14 ribu per kg di tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp15 ribu per kg. “Penurunan harga gabah ini seiring dengan gudang – gudang yang informasinya sudah mulai terisi,” katanya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Dompu, Rendra Pahlewa yang dihubungi terpisah mengatakan, harga gabah dan beras petani selisihnya relatif besar disebabkan oleh rendemennya yang tinggi. Tingkat rendemen gabah ke beras milik petani hingga 65 persen. Artinya, gabah 100 kg setelah diolah menjadi beras jadinya antara 45 kg beras hingga 64 kg beras. “Jadi cukup tinggi buangannya,” katanya.

Kondisi ini, salah satunya karena gabah dipanen belum pada usianya, sehingga banyak yang tidak menjadi beras dan justru menjadi kotoran atau dedak. Kondisi ini yang membuat pada pengusaha memasang harga cukup tinggi. “Saat tinjau di pengusaha penggilingan, mereka memperlihatkan perhitungan sehingga menjadi harga jual beras. Jadi kita maklumi juga,” terangnya.

Kendati demikian, ketersediaan gabah yang mulai merata dari panen gabah petani juga mulai berdampak pada harga beras. Dalam pekan ini,terjadi penurunan harga beras di tingkat pengecer, kendati penurunannya hanya seribu per kg. (ula)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO