Mataram (Suara NTB) –Harga telur di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan dalam beberapa hari terahir. Demikian juga dengan harga daging sapi, mengalami kenaikan bersamaan dengan masuknya bulan suci Ramadhan. Kenaikan harga biasanya terjadi karena tingginya permintaan daging sapi dan telur ayam.
Apalagi di tengah momentum besar bulan puasa seperti saat ini. Harga telur saat ini sudah mencapai Rp60.000/trai di tingkat peternak. Sementara harga daging sapi di pasaran mencapai Rp130.000/Kg, bahkan lebih. Menanggapi kenaikan harga hasil peternakan ini, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi di Mataram, Kamis 14 Maret 2024 kemarin mengatakan, kenaikan harga ini membuat peternak sumringah.
“Kasi peternak bahagia dulu, karena memang harga telur dan daging di Pulau Jawa itu lagi naik dia. Makanya di sini ikut naik,” ujarnya. Apalagi adanya penyelundupan atau pemasukan telur dari luar NTB tanpa izin belakangan ini juga berkurang. Sehingga suplainya ke pasar berkurang dan mempengaruhi langsung harga telur saat ini. Pada saatnya nanti terjadi penurunan harga daging dan telur di Jawa-Bali maka harganya di NTB dipastikan akan mengikuti.
“Tapi kenaikan harganya masih dalam batas toleransi. Tidak signifikan. Kalau harga bagus, peternak bisa tetap eksis,” jelasnya. Sementara itu, untuk daging sapi, kepala dinas mengatakan, Pemerintah NTB membatasi masuknya daging dari luar, terutama daging beku. Karena ketersedian di dalam daerah masih mencukupi. Jika masuknya daging beku ini tak dikendalikan, dikhawatirkan akan berdampak kepada aktivitas pemotongan hewan pedaging yang juga akan berkurang.
“Saya tidak mau itu terjadi, maka kita batasi masuknya daging beku ke daerah ini. Umpamanya dia minta 200 ton atau 2.000 ton, tidak kita kasi semuanya, tapi kasih dia setengahnya,” jelasnya. Masuknya daging beku ini, lanjut Riadi, tentu atas rekomendasi kabupaten/kota dan provinsi, dan diteruskan ke pemerintah provinsi untuk dipertimbangkan, layak diberikan masuk atau tidaknya daging beku tersebut. Tentu atas pertimbangan banyak hal.
“Sekarang ini daging sapi yang ada di pasar merupakan sapi potong segar dari lokal,” demikian Riadi. (bul)