Taliwang (Suara NTB) – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Sumbawa Barat menyampaikan program pasar murah yang sedianya akan digelar di pekan pertama ramadhan ini ditunda. Adapun sebabnya, karena bahan pokok beras sebagai salah satu bagian dari paket penjualan belum tesedia.
“Kalau minyak (sayur), gula dan bahan lainnya sudah siap tersedia. Hanya beras saja yang belum ada kita pegang sekarang,” cetus Plt. Kepala Dinas Koperindag KSB, Nurdin Rahman, Kamis (14/3).
Untuk mendapatkan beras diakui Nurdin prosesnya agak membutuhkan waktu. Sebelumnya pihaknya sempat akan membeli langsung dari Bulog agar prosesnya cepat. Hanya saja pihak Bulog memiliki aturan terkait pembayaran. Dimana setiap penjualan harus dilakukan pembayaran dimuka. “Kita mau bayar dulu tapi sekarang ini UP (uang persediaan) kantor masih kosong. Jadi untuk beli langsung tidak bisa,” paparnya.
Sebagai solusi, Dinas Koperindag pun kini menggunakan rekanan atau pihak ketiga untuk mendapatkan beras dengan cepat. Dan pihak ketiga yang akan ditunjuk menjadi rekanan itu saat ini sedang dilakukan seleksi. “Kita sedang seleksi rekanannya. Mudah-mudahan cepat terpilih supaya beras yang sudah ada di Bulog bisa dikeluarkan,” harap Nurdin seraya menyebut jumlah beras yang dibutuhkan pada tahap pertama ini.
“Memang yang kita butuhkan itu cukup besar ya. Sekitar 7 ton sehingga kita kesulitan mencari ke pihak lain selain Bulog. Apalagi jenis berasnya kan kita butuhnya yang medium,” sambung mantan kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) ini.
Selain beras, hal lain yang masih ditunggu Dinas Koperindag untuk segera menggelar operasi pasar murah itu adalah SK Subsidi. Nurdin menjelaskan, SK yang berisikan penetapan harga tebus setiap paket barang yang dijual dalam program pasar murah itu harus diterbitkan oleh kepala daerah dalam hal ini bupati. “Untuk SK Subsidinya itu yang urus pak Asisten II. Tapi harapan kami bisa cepat juga,” urainya.
Berikutnya jadwal distribusi paket. Nurdin menjelaskan, program operasi pasar murah kali ini berbeda dengan kegiatan pasar murah umumnya. Para calon pembelinya sudah ditentukan dimana datanya diambil dari data Fakir Miskin 3,32 persen (FM 332) yang ada di Dinas Sosial (Dinsos) setempat. “Yang fakir miskin jadi target utama program ini. Makanya saya bilang ini sebenarnya bukan untuk stabilisasi harga bahan pokok tapi santunan untuk saudara kita yang miskin di bulan ramadhan ini,” tukasnya. (bug)