Mataram (Suara NTB) – Provinsi NTB terpilih menjadi lokasi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang “Optimalisasi Angkatan Kerja Guna Pemanfaatan Bonus Demografi Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Sosial Budaya” yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) di Ruangan Presisi Polda NTB, Rabu 20 Maret 2024 lalu.
FGD ini merupakan kajian jangka panjang guna mencermati perkembangan lingkungan strategis untuk menyusun naskah kajian dan rekomendasi kebijakan kepada Presiden Republik Indonesia. Oleh karena itu, FGD ini menghadirkan narasumber Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Mataram H. M. Ramadhani, S.T., M.SI., Ketua Umum BPD HIPMI NTB I Putu Dedy Saputra, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Dr. Ihsan Ro’is, S.E., M.Si.
Pj. Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si. yang diwakili oleh Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, menyampaikan sebagai daerah dengan potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar, Provinsi NTB memiliki posisi strategis dalam memanfaatkan bonus demografi yang ada dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di NTB.
“Namun, persoalan ketenagakerjaan masih menjadi tantangan di daerah ini, termasuk dalam menangani isu pekerja migran, mengingat daerah kami merupakan salah satu penghasil PMI (Pekerja Migran Indonesia) terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk mewujudkan perlindungan bagi warga NTB yang bekerja di luar negeri, dengan merancang program zero unprosedural untuk PMI.
Sementara itu, Plt. Gubernur Lemhannas RI yang diwakili oleh Deputi Pengkajian Strategik Prof.Dr.Ir. Reni Mayerni, MP., menyampaikan bonus demografi bukan sekedar suatu masa yang akan datang, tetapi momentum krusial di mana negara bertanggung jawab untuk mengotipmalkan angkatan kerja melalui pendidikan yang berkualitas, pengembangan keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja, dan penguatan sektor industri, termasuk promosi kewirausahaan, dapat menjadi solusi alternatif dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing ekonomi.
NTB merupakan provinsi penting sebagai pengirim PMI terbesar ke-4 di Indonesia. Meski PMI memberikan kontribusi besar dan devisa bagi negara, namun penyerapan pekerja lokal di NTB perlu ditingkatkan, apalagi di NTB ini angkatan kerjanya cukup tinggi.
“Oleh Karena itu, optimalisasi angkatan kerja mempunyai peran penting untuk memperkuat rasa kebersamaan serta solidaritas di antara anggota masyarakat yang merupakan aspek penting dari ketahanan sosial budaya. Dengan demikian angkatan kerja yang kuat berperan untuk menjaga negara,” tutur Reni. (r)