Mataram (Suara NTB)- Penjabat (Pj) Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2023 dalam Rapat Paripurna DPRD NTB yang berlangsung, Selasa 27 Maret 2024. Beberapa hal yang disampaikan Pj Gubernur antara lain terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, hingga masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM.
Pj Gubernur mengatakan, pulihnya perekonomian di NTB pasca-pandemi berimbas pada adanya peningkatan kinerja pada indikator-indikator makro lainnya. Hal ini terjadi pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTB yang terus mengalami peningkatan. IPM NTB naik level dari level sedang ke level tinggi atau 67,30 poin tahun 2018 menjadi 72,37 poin tahun 2023 setara dengan provinsi-provinsi lain yang lebih maju.
“Keberhasilan ini didukung oleh keberhasilan pemerintah daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat serta peningkatan kualitas dan jangkauan layanan pendidikan yang diindikasikan dengan terus meningkatnya sejumlah indikator,” ujar H. Lalu Gita Ariadi.
Adapun indikator yang berhasil menaikkan angka IPM NTB yaitu angka harapan hidup dari 65,75 tahun menjadi 72,02 tahun. Kemudian angka stunting dari 33,49 persen menjadi 13,49 persen, partisipasi sekolah dari 93,35 persen menjadi 98,85 persen, harapan lama sekolah dari 13,46 tahun menjadi 13,97 tahun, rata-rata lama sekolah dari 6,90 tahun menjadi 7,74 tahun.
Sementara pada indikator ketenagakerjaan yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), mengalami penurunan dari 3,72 persen pada 2018 dan menurun menjadi 2,8 persen pada tahun 2023. Pada indikator kemiskinan, ada penurunan kemiskinan ekstrem yang cukup signifikan dari 3,29 persen tahun 2022 menjadi 2,64 persen tahun 2023 atau menurun sebesar 0,65 persen.
Ia mengatakan, Pemprov NTB terus melakukan upaya penanggulangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi. Hal itu ditandai dengan peningkatan indeks daya beli masyarakat yang terus tumbuh positif dari 65,76 poin pada tahun 2018 meningkat menjadi 73,31 poin pada tahun 2023.
“Peningkatan daya beli masyarakat ini didukung oleh meningkatnya nilai investasi di NTB dalam lima tahun terakhir mencapai Rp.98 triliun, jauh melampui dari target RPJMD 2019-2023 sebesar Rp.68,2 triliun,” ujarnya.
Untuk mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia kata Gita, program unggulan posyandu keluarga telah dikembangkan menjadi pusat layanan kesehatan plus yang telah menjangkau sampai ke dusun-dusun. Salah satunya dengan integrasi bank sampah ke dalam sistem pelayanan posyandu keluarga, yang hampir menjangkau seluruh persoalan mulai dari kesehatan, hingga masalah sosial.
Pada bidang pendidikan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dilakukan dengan terus mendorong partisipasi sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi melalui program unggulan 1000 cendikia dengan mengirim mahasiswa ke luar negeri.
“Sejak tahun 2019 hingga tahun 2023 total awardee tercatat 755 orang, sampai tahun 2023 telah lulus sebanyak 595 orang dan sebanyak 160 orang masih proses penyelesaian Pendidikan,” imbuhnya.(ris)