Selong (Suara NTB) – Pelibatan kaum laki-laki dalam Pengarusutamaan Gender (PUG) itu cukup penting. Hal ini sesuai juga dengan amanah Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2020 tentang PUG.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmat saat ditemui di kantor Bupati Lotim, Selasa 2 april 2024
Secara nasional, ujarnya, saat ini tengah ada pilot project di 11 Kabupaten/Kota se Indonesia oleh Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Badan Perencanaan Nasional soal PUG. Kegiatan ini akan berlanjut sampai 2025 mendatang.
Bagi Lotim, disadari masih terjadi ketimpangan gender. Perempuan masih mendapat perlakuan tidak adil. Antara laki laki dan perempuan misalnya dapat dilihat dalam hal penggunaan alat kontrasepsi. Lebih dominan perempuan ikut dalam program keluarga berencana ini. Sementara laki laki hanya beberapa orang saja yang mau menggunakan alat kontrasepsi. Ke depan, diharapkan dalam hal penggunaan alat kontrasepsi sebagai salah satu contoh bisa sama rata antara laki dengan perempuan.
Contoh lain dalam bidang pekerjaan, juga terang terlihat dominasi perempuan. Sebagai pedagang di pasar-pasar tradisional dapat terlihat jelas lebih banyak perempuan. Ketimpangan seperti ini akan coba diperjuangkan agar lahir kesetaraan antara kaum laki dengan perempuan.
Fakta lainnya yang memperlihatkan ketidaksetaraan laki dan perempuan tergambar dari kebijakan pemerintah sendiri. Sejauh ini lebih banyak pelibatan laki dalam hal perencanaan maupun penganggaran pembangunan. PUG dihadirkan guna menciptakan kesetaraan antara kaum Hawa dengan Adam.
Saat pertemuan membahas khusus PUG dengan melibatkan banyak pihak diharapkan dapat lahir komitmen bersama dalam menerapkan PUG. Diakuinya, banyak sekali persoalan sosial yang muncul akibat dari belum maksimalnya PUG. Di antaranya muncul kasus kekerasan seksual terhadap anak, pernikahan dini, banyaknya kasus terpapar HIV-AID, aborsi dan semacamnya. (rus)