Sumbawa Besar (Suara NTB)- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, mencatat sedikitnya ada sekitar 19,5 hektar tanaman jagung terserang hama penyakit yang tersebar di sejumlah Kecamatan di awal musim tanam 2024.
“Belasan Hektare tersebut belum masuk kategori gagal panen karena langsung ditangani, kami juga terus memantau kondisi terkini di lapangan,” kata Kabid Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Usaha, Distan Sumbawa, Toni Hamdani, Selasa 23 April 2024.
Dia pun merincikan, berdasarkan data yang diterima serangan penyakit itu terjadi di kecamatan Moyo Utara ada 1 Hektare. Di Lunyuk ada 1 hektar, Lenangguar 1 hektar, Alas Barat 14 hektar, Tarano 2 hektar dan Unter Iwes 0,5 hektar.
“Kalau kita melihat angka serangan hama busuk batang itu, mungkin tidak lebih dari 1 persen dibandingkan dengan total luas tanam,” ucapnya.
Dia pun meyakinkan, terhadap lahan tersebut sejauh ini tidak terjadi gagal panen. Sebab, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) tetap akan terus melakukan pemantauan di lapangan dan memberikan laporan.
“Kerusakannya masih dalam intensitas ringan, tidak sampai menimbulkan gagal panen. Kerusakan itu juga tidak sampai satu persen dari total keseluruhan luas tanam,” ujarnya.
Diungkapkan, penyakit seperti ini disebabkan adanya perubahan iklim. Untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak terjadi lagi, pihaknya segera melakukan pengendalian. Agar kerusakan tanaman tidak meluas.
“Kita juga tetap akan memberikan bantuan berupa obat-obatan kepada petani yang tidak mampu untuk menekan terjadinya gagal panen,” sebutnya.
Ia mengimbau kepada para petani berhati-hati dalam memilih bibit. Kemudian, kondisi lahan petani juga harus ditinjau, apakah merupakan lahan endemik atau tidak supaya dalam penanganan yang dilakukan nantinya bisa secara maksimal.
“Apabila lahan itu merupakan lahan endemik, maka perlu perlakuan khusus. Baik itu dari pemilihan bibit, hingga pembersihan lahan yang lebih sempurna,” tukasnya. (ils)