Mataram (Suara NTB) –Pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan dilangsungkan serentak pada November, 2024. Meski sampai saat ini belum ada satupun paslon yang mulai mendeklarasikan diri. Namun Polresta Mataram meyakini bahwa pemilihan daerah akan lebih sensitif dibandingkan Pilpres. Sehingga satuan keamanan akan lebih ekstra melakukan penjagaan pada kontestasi politik daerah ini.
Dikatakan Kapolresta Mataram, Kombes Pol Dr Ariefaldi Warganegara, SH.,SIK.,MM.,CPHR.,CB bahwa pihaknya akan menambahkan pengamanan pada Pilkada nanti. “Yah betul, kalau menurut analisa kami ya tentu lebih sensitif karena namanya Pilkada itu lebih dekat dengan masyarakat dibanding pilpres kan, kami berharap semua dukungan dari semua stakeholder yang ada untuk sama-sama,” katanya pada Selasa, 19 April 2024.
Adapun karena pilkada dinilai cukup sensitif, Kombes Pol Ariefaldi meminta kepada para kontestan untuk memiliki sikaf kenegarawanan yang tinggi, yang mana ketika dirinya kalah ia legowo.
“Untuk menghindari konflik horizontal, karena kalau kita memiliki kenegarawan yang baik, masyarakat akan dicontohkan sehingga mereka akan mengikuti,” tambahnya.
Adapun sampai hari ini, Polresta Mataram masih fokus dengan sengketa pilpres yang baru saja menunjukkan titik akhir pada Senin, 22 April 2024 kemarin. Sehingga untuk selanjutnya, jajaran Polresta Mataram akan fokus pada sengketa pemilihan legislatif bulan Mei-Juni, dan akan dilanjutkan dengan pengawalan pilkada.
“Memang Pilkada sedang berproses, khususnya untuk independen, tetapi sampai sekarang kami belum mendapatkan informasi ada yang gadang-gadang independen,” ucapnya. Meski pilkada masih dalam tahapan, Arief mengatakan bahwa pihaknya tetap menganalisa masalah keamanan pada proses pemilihan berlangsung.
Ia melanjutkan bahwa potensi gangguan keamanan pada pilkada nanti tidak bisa dihindari. Karenanya Arief berharap Pilkada tahun ini menjadi ajang pemilihan yang sportif sehingga masyarakat akan lebih memahami bahwa ini hanya kompetisi.
“Dan saya sangat berharap penyelenggara pemilu melaksanakan tugasnya dengan benar, sehingga masyarakat memahami bahwa ini kompetisi, yang pasti ada menang ada kalahnya, kalaupun semuanya menang ya gak usah pakai kompetisi,” tandasnya. (era)