Dompu (Suara NTB) – Bupati Dompu, H. Kader Jaelani menjadi inspektur upacara pada Hari Jadi Dompu ke-209 di halaman kantor Bupati Dompu, Kamis 18 April 2024 pagi. Ia sempat menitikan air mata saat membacakan sambutan tertulisnya.
Usai upacara, H. Kader Jaelani mengungkapkan, dirinya menitikan air mata saat membacakan sambutan karena kepikiran sejak malam hari akan ada aksi unjuk rasa. Padahal hari ini merupakan Hari Jadi Dompu ke-209 dan dihadiri oleh Pj Gubernur NTB, Drs. H. L. Gita Aryadi, M.Si beserta tamu undangan dari luar daerah. “Masa segitunya melakukan aksi unjuk rasa,” kata H. Kader Jaelani.
Ia pun mengatakan, pihaknya tidak melarang aksi unjuk rasa dan sejauh ini pihaknya selalu menghormati dengan menyambut secara baik – baik setiap penyampaian aspirasi dari kelompok masyarakat manapun. Aspirasi itu diperjuangkan untuk dijawab dan diselesaikan. Ketika itu menjadi kewenangan pemerintah atasan, langsung dikoordinasikan dengan cepat.
Usai upacara peringatan Hari Jadi Dompu ke-209, benar saja aksi unjuk rasa dari kelompok pemuda dan mahasiswa yang membawa bendera HMI, GMNI, dan LMD menggelar aksi di depan gerbang depan pendopo Bupati Dompu. Aksi puluhan massa yang membawa soundsistem di mobil pick up ini merangsek masuk ke halaman kantor Bupati dengan membawa ban bekas untuk dibakar.
Aksi massa ini sempat dihalau oleh Sat Pol PP Kabupaten Dompu yang baru bubar dari upacara peringatan Hari Jadi Dompu ke-209. Karena gerbang kantor Bupati tetap dibiarkan terbuka, massa yang sempat mundur itu kembali masuk setelah melakukan orasi dan secara pelan – pelan memasuki gerbang. Massa inipun sempat melakukan aksi bakar ban bekar di depan pendopo Bupati hingga datang 2 unit mobil dalmas mengamankan aksi unjuk rasa.
Massa inipun sempat menuju emperan kantor Bupati Dompu yang dijadikan ruang VIP pada upacara Hari Jadi Dompu dan sempat ingin masuk ke kantor Bupati. Sehingga aksi saling dorong dengan anggota Sat Pol PP dan Kepolisian tidak terhindarkan.
Massa aksi menuntut kestabilan harga jagung di tingkat petani. Apalagi jagung merupakan komoditas yang menjadi program unggulan H. Kader Jaelani – H Syahrul Parsan, ST, MT (AKJ Syah) selaku Bupati dan wakil Bupati Dompu. Tidak hanya kestabilan harga, massa juga menuntut adanya bantuan benih dan obat – obatan kepada petani untuk menekan biaya produksi yang tinggi.
Selain soal harga jagung, massa juga menuntut pemerintahan AKJ Syah bersikap tegas terkait kelangkaan dan mahalnya harga LPG 3 Kg. Saat ini, harga LPG 3 Kg ada di kisaran Rp.30 ribu per tabung hingga Rp.50 ribu per tabung. “Sudah langka, harganya mahal lagi. Bahkan ada yang sampai Rp.50 ribu per tabung,” teriak massa aksi. (ula)