Mataram (Suara NTB) – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Irjen Pol Drs. Raden Umar Faroq, menyampaikan kekhawatirannya terkait jurnalistik warga (citizen journalism) yang masih memberikan informasi pemberitaan tanpa melakukan konfirmasi terhadap berita yang mereka buat "Kami menghargai semangat warga untuk berpartisipasi dalam menyebarkan informasi, namun penting bagi mereka untuk memahami etika jurnalistik dan verifikasi berita," ujarnya saat memberikan
sambutan dalam acara Sosialisasi Kertas Posisi Tentang Perlindungan Hukum untuk Jurnalis dan Kebebasan pers dari kekerasan yang digelar di Hotel Astoria, Jumat 14 Juni 2024.
Lebih lanjut, Faroq menyatakan bahwa saat ini banyak jurnalis warga yang belum mendapatkan pelatihan atau pendidikan dalam bidang jurnalistik. Hal ini berbeda dengan jurnalis profesional yang sudah terbiasa dengan standar operasional dan etika jurnalistik yang ketat "Kalau teman-teman jurnalis yang profesional, kami tidak khawatirkan. Namun, untuk jurnalis warga, kami merasa perlu memberikan perhatian khusus agar mereka bisa lebih memahami pentingnya verifikasi berita," jelas Kapolda.
Ia juga menekankan bahwa kepolisian dan pers di NTB sudah seperti keluarga. "Kerja sama yang terjalin baik ini sangat membantu kami dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing," ujarnya Dalam sosialisasi tersebut, Irjen Pol Umar Faroq juga mengajak semua pihak untuk terus mendukung kebebasan pers di NTB. "Kebebasan pers adalah salah satu pilar demokrasi yang harus kita jaga bersama Mari kita bangun ekosistem media yang sehat dan bertanggung jawab," tambahnya Sebelum menutup sambutan, Faroq juga menyampaikan bahwa selama kepemimpinannya sebagai
Kapolda NTB, tidak pernah terjadi gesekan antara polisi dan wartawan "Selama saya di sini (NTB), teman-teman wartawan tidak pernah mengalami gesekan dengan kepolisian," terangnya. (wan)
Recent Comments