spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMNTB dan YKI Siap Kembangkan Kawasan Konservasi Berbasis Hiu Paus dan Berdayakan...

NTB dan YKI Siap Kembangkan Kawasan Konservasi Berbasis Hiu Paus dan Berdayakan Masyarakat Lokal

Mataram (Suara NTB)- Provinsi NTB memiliki kekayaan bahari yang sangat besar. Salah satunya yaitu potensi wisata dan ekonomi berbasis hiu paus di Teluk Saleh, Pulau Sumbawa. Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) bersama Pemprov NTB sedang berupaya mengembangkan kawasan konservasi berbasis hiu paus dan pencaharian masyarakat lokal di Kawasan tersebut.

Untuk mewujudkan hal itu, digelar kegiatan rapat perdana atau kick-off project meeting pengembangan kawasan konservasi berbasis hiu paus dan pencaharian masyarakat lokal Teluk Saleh NTB yang berlangsung di Auditorium Institut Francais Indonesia (IFI) Jakarta Pusat, Rabu 19 juni 2024. kemarin. Kegiatan ini langsung dihadiri oleh Pj Gubernur NTB Drs H.Lalu Gita Ariadi, M.Si yang didampingi oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB Muslim ST., M.Si, Yayasan Konservasi Indonesia dan pihak terkait lainnya.

Pj Gubernur NTB mengatakan, upaya konservasi berbasis hiu paus di NTB sudah dilengkapi dengan perangkat regulasi berupa Pergub serta rencana aksi hiu paus. Ada pula SK Gubernur terkait pembentukan Satgas Pengawasan dan Pembinaan Hiu Paus. Ini menjadi bukti keseriusan Pemprov NTB dalam rencana aksi konservasi hiu paus ini. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap Yayasan Konservasi Indonesia dan Kementerian Keluatan dan Perikanan yang telah membantu mempromosikan destinasi wisata hius pasu di NTB,” kata Pj Gubernur.

Kadislutkan NTB Muslim mengatakan, Pemerintah Perancis melalui YKI memberi apresiasi terhadap NTB karena dinilai sungguh-sungguh dalam upaya konservasi hiu paus ini, sehingga Pemerintah Perancis memberikan bantuan dana untuk NTB sebesar Rp8 miliar untuk konservasi hiu paus dan pemberdayaan masyarakat lokal. “Pemerintah Perancis melalui NGO Yayasan Konservasi Indonesia membantu proses pembuatan kelembagaan, promosi dan pemberdayaan masyarakat dengan anggaran senilai 8 miliar rupiah untuk NTB,” katanya.

NTB dan YKI akan membangun learning center yang dipadukan dengan pusat pengelolaan informasi hiu paus di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa tahun 2024 ini. Learning center bertujuan untuk mengoptimalkan kawasan perairan serta pos terpadu pembinaan, pengawasan dan pengendalian ruang laut serta ruang kesehatan guna mengantisipasi kecelakaan di laut khususnya wisatawan penikmat hiu paus di kawasan Teluk Saleh.

Muslim mengatakan, Pemprov NTB sudah memiliki Pergub No 100/2023 tentang Tata Kelola Hiu Paus di Perairan Teluk Saleh. Tata Kelola hiu paus ini adalah rangkaian kegiatan yang terstruktur, sinergi dan terkoordinasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara inovatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pemanfaatan hiu paus sebagai objek pariwisata.

“Untuk memperkuat penguatan kapasitas pengelola dan operator hiu paus akan dilakukan sertifikasi yang akan di biayai oleh NGO Yayasan Konservasi Indonesia,” kata Muslim.
Ia mengaku, rencana membangun learning center yang dipadukan dengan pusat pengelolaan informasi hiu paus tersebut telah disosialisasikan melalui rapat koordinasi yang digelar di awal bulan April, dengan OPD terkait lingkup Pemkab Sumbawa. Rapat koordinasi dilakukan juga dengan pemerintah Kecamatan Tarano, pemerintah Desa Labuhan Jambu, kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas), kelompok sadar wisata (Pokdarwis), tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setempat.

“Ini menandakan dukungan yang luas dari berbagai unsur pemerintah dan masyarakat, kami bersyukur bahwa mereka mengapresiasi rencana kami,” kata dia. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan survei bersama untuk menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan learning center dan pusat informasi hiu paus tersebut. Hal ini menjadi langkah awal yang penting, dalam memastikan keberhasilan pembangunan ini serta meminimalisir dampak yang mungkin timbul.

Dikatakannya, pembangunan pusat informasi kawasan konservasi perairan ini, kedepannya bukan saja menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan biota dan ekosistem laut, tetapi juga sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat lokal dan wisatawan. “Kita tentu berharap, bersama-sama dan berupaya, melalui pengawasan dan pembinaan ini, kita menjaga keberlanjutan ekosistem perairan yang lestari dan habitat Hiu Paus, ini juga demi masyarakat,” tandasnya.

Untuk diketahui, Teluk Saleh menjadi surga bagi hiu paus. Kawasan ini menyediakan lingkungan ideal dengan perairan hangat dan keberlanjutan ekosistem laut. Pengunjung memiliki kesempatan unik untuk bertemu hiu paus di pagi hari, menambah daya tarik bagi pecinta alam dan fotografi bawah laut. Menurut riset, di Teluk Saleh terdapat sebanyak 110 ekor hiu paus yang hidup dan berkembang biak.(ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO