Mataram (Suara NTB) – Sebelas proyek strategis di Kota Mataram ditargetkan tuntas di bulan November. Percepatan pembangunan diharapkan agar masyarakat dapat segera merasakan dampak dari program pemerintah. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, Miftahurrahman menyebutkan, sejumlah sebelas proyek strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Mataram. Di antaranya, pembangunan ruang operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram senilai Rp16 miliar. Penataan lapak kuliner di eks Pelabuhan Ampenan senilai Rp4,2 miliar, pembangunan ruang belajar sekolah milik Dinas Pendidikan Kota Mataram. Pembangunan laboratorium milik Dinas Kesehatan senilai Rp3,3 miliar. Peningkatan kualitas jalan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram senilai Rp15,2 miliar.
Lanjutan pembangunan Monumen Mataram Metro senilai Rp950 juta. Pemasangan lampu hemat energi di Dinas Perhubungan senilai Rp10 miliar. Penataan Kantor Walikota Mataram senilai Rp1,1 miliar dan lain sebagainya. “Sebelas proyek strategis ini jadi atensi,” ungkap Miftah dikonfirmasi akhir pekan kemarin. Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram ini menargetkan penyelesaian proyek strategis tuntas pada akhir bulan November. Berdasarkan pantauannya, pekerjaan fisik telah berjalan sesuai dengan kontrak. Adapun pekerjaan fisik yang sifatnya kecil dengan nilai Rp250 juta – Rp300 juta, diupayakan tuntas sesuai target. “Pak Wali mengatensi supaya pekerjaan fisik bisa tuntas tepat waktu, sehingga dampak dari pembangunan bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat,” terangnya.
Direktur RSUD Kota Mataram, dr. Hj. Eka Nurhayati menerangkan, berdasarkan kontrak pembangunan ruang operasi ditargetkan rampung di bulan November 2024. Penyelesaian pekerjaan fisik ini diharapkan bisa dipercepat atau minimal selesai tepat waktu. “Kami berharap bisa selesai tepat waktu,” harap Eka. Pembangunan ruang operasi bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Mataram. Pagu anggaran Rp16.722.979.300. Sementara, harga perkiraan sementara Rp16.767.393.003. Berdasarkan data dari layanan pengadaan sistem elektronik (LPSE) Kota Mataram, pekerjaan fisik ini dimenangkan oleh PT. Adhi Graha Kencana dengan harga negosiasi Rp16.171.339.166. Eka melihat progres pekerjaan sangat bagus, karena rekanan bekerja 24 jam untuk mengejar target pekerjaan, sehingga ia optimis pembangunan ruang operasi bisa selesai sesuai kontrak. Menurutnya, rekanan sudah memperhitungkan dari aspek teknis, sumberdaya manusia, dan peralatan untuk menyelesaikan tepat waktu.
“Kalau saya perhatikan tidak ada kendala. Rekanan bekerja 24 jam untuk mengejar target,” katanya. Selama pekerjaan berjalan, apakah tidak mengganggu pelayanan atau pasien? Eka memastikan pelayanan di rumah sakit tetap berjalan normal tanpa mengganggu pasien untuk berobat. Pasalnya, pengerjaan ruang operasi berada di lokasi yang terisolir atau di belakang gedung rumah sakit. Kendaraan pengangkut material memiliki jalur berbeda sehingga tidak mengganggu kendaraan milik pengunjung. “Pelayan tetap berjalan normal karena akses pengangkutan material lewat pintu belakang,” demikian kata Eka. (cem)