spot_img
Jumat, November 8, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATStatus KLB, Kemenkes Pasok Logistik Obat-obatan Penanganan DBD di Lobar

Status KLB, Kemenkes Pasok Logistik Obat-obatan Penanganan DBD di Lobar

Giri Menang (Suara NTB) – Untuk penanganan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lombok Barat (Lobar) logistik yang dimiliki Lobar masih cukup. Karena logistik baik obat-obatan, abate, kelambu dipasok oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar Arief Suryawirawan mengatakan, soal logistik penanganan DBD masih mencukupi. Seperti obat-obatan seperti abate, kelambu. Kebutuhan tersebut datang dari pusat, dengan pengajuan tiap tahunnya. Kalau memang mendesak, bisa ajukan ke pihak provinsi terlebih dulu. “Ini didrop dari pusat. Berapa yang kita minta itu yang dikasih,” ucapnya.

Begitu pula terkait kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas dan rumah sakit untuk penanganan pasien DBD, sudah disiapkan oleh pihaknya. Dikes Lobar juga telah melakukan pelatihan kepada tiap puskesmas dan masyarakat untuk mengetahui bentuk jentik nyamuk dan cara membasminya. “Tiap puskesmas itu sebenarnya tiga sampai empat orang. Tapi saat ini semuanya kita kerahkan untuk bergerak menangani DBD ini. Karena lebih efektif kalau kita bergerak secara bersama-sama,” terangnya. Ia menambahkan, langkah pencegahan sudah jauh-jauh hari dilakukan pihaknya bersama puskesmas. Baik melalui langkah Pemicuan, sosialisasi dan imbauan kepada seluruh pihak terkait untuk melakukan upaya pencegahan. Namun demikian diakui, dengan keterbatasan SDM puskesmas dan Dikes tentu butuh didukung oleh segenap pihak. Dan upaya melibatkan para pihak pun sudah dilakukan. “Kami sudah lakukan berbagai upaya pencegahan,” tegasnya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan peningkatan kasus yakni bertepatan dengan siklus lima tahunan DBD. Begitu juga, dengan kondisi cuaca yang saat ini bisa dibilang tidak menentu. Dirinya tidak bisa memastikan bahwa faktor peningkatan DBD di Lobar, salah satunya juga karena kasus datang dari daerah lain. “Kemungkinan itu ada. Kita belum bisa pastikan ini terjadi. Yang jelas faktanya ada masyarakat kita yang terkena demam berdarah. Jadi kalau setahun atau empat tahun sebelumnya kan tidak setinggi ini,” jelasnya. Terpisah, Kepala UPT BLUD Puskesmas Kuripan Hasmuni Budiawan mengatakan, berbagai upaya dilakukan pihaknya untuk mencegah DBD, seperti pemicuan. Sebelum dilakukan PSN warga diberikan pemicuan pemahaman tentang DBD, penyebab dan jentik nyamuk pembawa DBD.

Pihaknya juga menggali persoalan di tengah masyarakat. Selain itu, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat di puskesmas. “Sebelum kasus melonjak kita sudah melakukan pencegahan, melalui surat imbauan ke camat dan kades untuk mencegah,” katanya.
Angka DBD di Kuripan sendiri saat ini 52 kasus. Dalam penanganan DBD ini, begitu ada laporan warga ke puskesmas. Pihaknya langsung turun penanganan, PSN dan mengajak warga turun melakukan 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) dan 3M plus memanfaatkan kembali barang bekas (daur ulang). (her)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO