Giri Menang (Suara NTB) –Proyek penataan Kawasan Wisata Taman Narmada berupa pembangunan sejumlah fasilitas yang menghabiskan anggaran sekitar Rp2,7 miliar tahun 2021 lalu, hingga kini belum dimanfaatkan. Bangunan yang dibangun di Kebon Datu Desa Peresak Kecamatan Narmada tersebut didanai dari dana alokasi khusus (DAK) dan telah diserahkan ke desa. Namun pihak desa belum memanfaatkan bangunan tersebut, dengan alasan terkendala banyak hal.
Diketahui, fasilitas yang dibangun di lokasi di antaranya adalah panggung kesenian atau panggung teater dilengkapi dengan tempat oleh-oleh, tempat ibadah, serta tempat kuliner yang menjual berbagai aneka kuliner khas Narmada. Kepala Desa Peresak, Bahri yang dikonfirmasi terkait pemanfaatan bangunan tersebut, mengaku fasilitas wisata itu sudah diserahkan ke pihak desa belum dimaksimalkan.
Pemanfaatan belum maksimal karena banyak kendala, seperti akses jalan masuk, fasilitas air bersih dan lainnya. Belum maksimal karena kendala banyak hal, seperti akses jalan tidak representatif, fasilitas air belum ada,” kata Kades Peresak, belum lama ini.Diterangkan, banyak konsep untuk memanfaatkan bangunan tersebut, setelah diserahkan ke desa. Namun butuh banyak pembenahan yang perlu dilakukan, seperti akses jalan dari kawasan taman Narmada ke lokasi belum ada, jembatan penghubung yang menghubungkan ke lokasi longsor dan tempat parkir belum ada.
Ditambah lagi, lokasi itu berada di kemiringan dan banyak pohon menyisakan sampah. Karena itu, pohon-pohon ini perlu dipangkas.Belum lagi bangunan itu perlu diperbaiki karena ditimpa ranting dan dahan pohon. Musolla dibangun di bagian atas, seharusnya di pinggir kali atau sungai agar memudahkan pengunjung. Lapak-lapak yang ada di lokasi itu pun belum ada yang mau menyewa, karena kondisinya. Pihaknya berencana akan membangun lapak kecil terbuka untuk menjual makanan khas Narmada.
Kemudian, perlu dijamin kebersihan di lokasi. Dan jembatan dari taman Narmada ke lokasi perlu diperbaiki lebih representatif. Pengembangan kedepan, perlu memanfaatkan pohon buah-buahan. Sebab dari hasil pengelolaan buah-buahan itu sudah mendapatkan hasil ke desa. Itu dari hasil penjualan buah-buahan. “Kita jual buahnya, itu yang bisa kita manfaatkan dulu,” ujarnya.
Pihaknya perlu juga menata kawasan sungai yang memisahkan lokasi itu dengan taman Narmada. “Perlu juga dibangun kolam kecil,” ujarnya. Untuk pengelolaan kawasan ini nantinya pihaknya akan mengalokasikan dari DD untuk penyertaan modal ke BUMD yang nanti mengelola kawasan ini. Namun kondisi BUMD ini akan dihidupkan dulu agar bisa mengelola kawasan tersebut. Lebih-lebih di desa banyak kesenian tradisional bisa tampil di lokasi. “Itu bisa kami tampilkan,” imbuhnya. Untuk tahap awal pihaknya menargetkan agar menghidupkan kawasan tersebut. Kendati dengan kegiatan kecil-kecilan.(Her)