Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Provinsi NTB menutup sementara Tempat Pengolahan Akhir Regional (TPAR) sampah Kebon Kongok. Penutupan sementara akibat pemasangan geomembrane. Hal ini berdampak menumpuknya sampah di Kota Mataram.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana mengatakan, penutupan sementara Tempat Pengolahan Akhir Regional Kebon Kongok di Kabupaten Lombok Barat akibat pemasangan geomembrane. Kondisi ini telah disampaikan secara langsung oleh Kadis Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi dan telah diambil langkah-langkah antisipasi.
Langkah antisipasi yakni memanfaatkan kembali transfer depo di Kecamatan Sandubaya, untuk mengantisipasi penumpukan sampah di lingkungan maupun pusat kota. Walikota berharap pemasangan geomembrane bisa cepat selesai, sehingga tidak mengganggu ritasi pengangkutan sampah dari Kota Mataram.
Menurutnya, keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Kecamatan Sandubaya, dinilai membantu mengatasi atau mereduksi volume sampah. “Kita cukup terbantu dengan adanya TSPT Sandubaya untuk mengurangi volume sampah,” jelasnya.
Sampah yang tidak bisa terangkut ke TPAR Kebon Kongok sementara waktu disimpan di depo sampah di Kecamatan Sandubaya. Lahan transfer depo cukup luas menampung sampah, tetapi diharapkan penutupan sementara tidak berlangsung lama.
Mohan menilai pembangunan tempat pengolahan sampah menjadi solusi jangka panjang untuk mengurai permasalahan sampah di Ibukota Provinsi NTB tersebut. Pihaknya berencana akan membangun TPST di Kebon Talo, Kecamatan Ampenan sehingga mengurangi ketergantungan pembuangan sampah ke TPAR Kebon Kongok. “Insya Allah, ke depannya bisa menjadi solusi dan tidak ada masalah lagi,” ujarnya.
Mohan mengantisipasi jangan sampai terjadi penumpukan sampah di saat penyelenggaraan Motocross Grand Prix di Sirkuit Selaparang, Kelurahan Rembiga. Kegiatan berskala internasional jangan sampah memiliki dampak, sehingga ditekankan jalur utama yang dilalui pembalap dan wisatawan harus bersih dari tumpukan sampah. (cem)