Praya (Suara NTB) – Pertamina Mandalika International Circuit kembali dipercaya sebagai lokasi gelaran ajang lomba rancang bangun kendaraan hemat energi Shell Eco-marathon 2024 yang mulai digelar, Rabu, 3 Juli 2024. Ini untuk yang ketiga kali ajang tersebut digelar di tempat yang sama. Di mana untuk tahun ini ada 78 tim dari 12 negara di kawasan Asia Pasific dan Timur Tengah yang ambil bagian.
Dengan sekitar 40 tim di antaranya merupakan tim dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Diponegoro (Undip) hingga Universitas Sumatera Utara (USU) Tidak ketinggalan juga tim Universitas Mataram (Unram), AKOM Sumbawa serta SMK Negeri 1 Lingsar.
Tim-tim dari Indonesia ini bakal berkompetisi dengan tim dari perguruan tinggi dari Jepang, China, Pakistan, Malaysia, Korea Selatan, Kazahktan, Filipina serta Saudi Arabia. Ditambah tim dari Thailand, Brunei Darussalam, India serta Qatar.
“Dari sisi jumlah peserta Shell Eco-marathon tahun ini lebih banyak dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Head of Brand Operation Shell Norman Koch kepada wartawan pada sesi konferensi pers di Area Paddock Sirkuit Mandalika, Rabu siang.
Hal itu menandakan kalau ajang Shell Eco-marathon semakin diminati. Tidak hanya oleh pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Tetapi juga pelajar dan mahasiswa dari negara-negara di kawasan Asia Pasific dan Timur Tengah. Dengan beberapa tim yang tahun lalu tampil, tahun ini kembali ambil bagian. Selain banyak juga peserta baru.
Norman menjelaskan, Shell Eco-marathon sendiri merupakan lomba rancang bangun kendaraan hemat energi. Jadi tim yang mampu menghadirkan kendaraan yang paling hemat energi itulah yang jadi juara. Sehingga para tim ditantang untuk bisa merancang kendaraan yang paling efisien dari sisi penggunaan bahan bakar.
“Ada dua kategori yang dilombakan. Prototype dan Urban Concept. Dengan tiga kategori sumber energi, mesin pembakaran internal (bensin, etanol dan/atau diesel), baterai elektrik dan hidrogen cair,” jelasnya.
Semangat dari ajang tersebut ialah bagaimana mendorong ide dan kreativitas kalangan pelajar dan mahasiswa untuk bisa merancang kendaraan hemat energi. Yang diharapkan bisa diimplementasi di depan guna mendorong terwujudkan transformasi energi yang ramah lingkungan.
“Sejak mulai digelar di tahun 1980-an silam, sudah cukup banyak teknologi yang muncul dari ajang Shell Eco-marathon digunakan di kendaraan masa kini,” sebutnya. Karena memang Shell Eco-marathon hadir untuk menjembatani kalangan pelajar dan mahasiswa menelurkan ide-ide kreatif baru yang bisa mendukung langkah efisien energi. Sekaligus menyiapkan generasi yang siap menyongsong transformasi energi menuju energi ramah lingkungan dimasa yang akan datang. (kir)