Giri Menang (Suara NTB) – Proyek yang didanai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di Lombok Barat (Lobar) banyak yang gagal tender. Hal ini menjadi kendala dalam proses tender sehingga banyak paket proyek tersebut belum selesai lelang hingga awal Juli ini. Gagal tender disebabkan berbagai kendala, di antaranya tidak ada peserta yang lulus dalam evaluasi dokumen penawaran.
Dari data yang diperoleh dari website resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lombok Barat, sejumlah proyek DAK kebanyakan pengerjaan sekolah gagal tender. Di antaranya, proyek rehab ruang kelas SDN 2 Sesela, gagal tender karena peserta tidak ada yang lulus dalam evaluasi dokumen penawaran. Proyek ini senilai Rp711 juta sesuai HPS yang tertuang dalam LPSE tersebut.
Kemudian pekerjaan pembangunan RKB SDN 4 Batulayar dengan nilai Rp217 juta lebih. Lelang proyek ini juga gagal akibat tidak ada peserta yang lulus dalam evaluasi dokumen penawaran. Paket pekerjaan pembangunan RKB SDN 3 Taman Baru, juga gagal tender akibat tak ada peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran. Paket proyek tersebut senilai Rp228 juta.
Paket proyek selanjutnya yang gagal tender adalah Pekerjaan Pembangunan Ruang Tata Usaha SMPN 6 Sekotong yang didanai dari DAK senilai Rp266 juta lebih. Gagal tender tersebut disebabkan tidak ada peserta yang lulus dalam evaluasi dokumen penawaran.
Selain Proyek SD dan SMP ada juga beberapa proyek lain yang gagal tender. Terkait hal ini, Bagian Pengadaan Barang/Jasa Setda Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2024, telah mengadakan rapat menyatakan tender gagal terhadap sejumlah paket tersebut.
Hal ini sesuai ketentuan Dokumen Pemilihan Bab III Instruksi Kepada Peserta (IKP) Bagian G. Tender Gagal dan Tindak Lanjut Tender Gagal, Pasal 38 Tindak Lanjut Tender Gagal, Angka 38.4 huruf b. Pokja pemilihan melakukan tender ulang apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran.
Sementara itu, kepala Bagian ULP-BJ Setda Lobar Lalu Agha Farabi yakin bisa menyelesaikan kontrak proyek DAK dan masuk Onspam sebelum tanggal 21 Juli.
Dikatakan proyek yang didanai DAK yang banyak ada di Dikbud dan PUTR. Proyek yang masih belum banyak selesai lelang atau belum terkontrak ada di Dikbud. Lelang proyek di Dikbud diklaim telah mencapai tahap akhir dan segera dilakukan penetapan pemenang tender.
Melihat lambatnya selesai lelang ini dengan pekerjaan proyek, apakah pengerjaan tidak molor atau mepet? Menurutnya, pengerjaan tidak akan molor dari target. “Masih bisa (tidak akan molor,” ujarnya. (her)