Mataram (Suara NTB) – Rangkaian persiapan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk tahun 2024 mulai berjalan. Tim pendataan Provinsi NTB tengah melakukan pendataan. Hasil pendataan sementara, ada SMA yang belum mengisi kesiapan ikut ANBK 2024 yang akan digelar pada bulan Agustus mendatang.
Koordinator Teknis Asesmen Nasional Bidang SMA Dinas Dikbud NTB, Purni Susanto pada Selasa, 9 Juli 2024 mengatakan, pihaknya menemukan beberapa sekolah, terutama sekolah baru jenjang SMA belum mengisi pendataan kesiapan mengikuti ANBK. Jika sekolah tersebut tidak mengisi kesiapan ikut ANBK, sekolah tersebut tidak bisa ikut ANBK dan terancam tidak memiliki Rapor Pendidikan.
“Itu artinya sekolah itu tidak akan memiliki Rapor Pendidikan. Bila Rapor Pendidikan tidak ada, maka itu artinya tidak bisa diproses akreditasinya, karena akreditasi salah satu elemen penilaiannya adalah memiliki Rapor Pendidikan,” tegas Purni, yang juga Sub Koordinator Kurikulum Bidang SMA Dinas Dikbud NTB.
Pihaknya juga masih menemukan beberapa sekolah yang ternyata sudah tidak beroperasi, seperti SMA Saraswati, SMA NW Lambu. Termasuk juga mutasi dari SMA negeri menjadi SMK negeri. Kecuali itu, ada juga sekolah yang baru mendapatkan izin operasional dan belum melakukan pengisian data kesiapan pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
Saat ini Direktorat SMA Kemendikbudristek sedang memberikan penguatan pada tim helpdesk Provinsi. “Tujuannya agar tim siap merespons setiap masalah dan sanggup memberikan solusi dengan tanggap,” ujar Purni.
ANBK SMA, SMK, dan paket C sederajat akan dilaksanakan pada 19-22 Agustus 2024, dan 30 Agustus-1 September 2024. Pelaksanaan ANBK SMP sederajat pada 9-12 September 2024, dan pelaksanaan ANBK paket B pada 14-15 September 2024.
Sementara pelaksanaan ANBK SD sederajat tahap I pada 28-31 Oktober 2024; pelaksanaan ANBK paket A tahap I pada 2-3 November 2024; pelaksanaan ANBK SD sederajat tahap II pada 4-7 November 2024; dan pelaksanaan ANBK paket A tahap II pada 9-10 November 2024.
Dalam rangkaian ANBK diadakan juga simulasi dan gladi bersih sebelum pelaksanana ANBK. Sebelum semua rangkaian itu, diadakan juga sinkronisasi. Purni mengingatkan kepada satuan pendidikan, bahwa ANBK adalah cermin atau profil sekolah bekerja selama satu tahun itu.
“Sekolah tidak perlu membuat target muluk-muluk apalagi berorientasi pada pencapaian hasil tes seperti ujian pada umumnya. Sekolah cukup membuat perbaikan sistem pembelajaran yang mengarah pada perbaikan kualitas literasi dan numerasi sebagai kemampuan dasar peserta didik,” ujar Purni.
Komponen asesmen nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Untuk AKM terdiri dari literasi dan numerasi. Survei karakter terdiri dari enam sub topik yang akan disurvei. Diharapkan dari hasil survei karakter akan keluar sebuah paradigma profil pelajar yang disebut profil pelajar Pancasila. Sementara, survei lingkungan belajar, berupa survei kondisi belajar, metode belajar, dan lainnya.
Hasil asesmen tidak menjadi syarat lulus seperti ujian nasional sebelumnya. Asesmen nasional diperuntukkan untuk pemetaan pendidikan, pemetaan kualitas pembelajaran, dan pemetaan mutu siswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Nantinya hasil asesmen nasional akan menjadi salah satu referensi melakukan kebijakan layanan pendidikan di Indonesia pada tahun berikutnya. (ron)