Mataram (Suara NTB) – Animo masyarakat menyekolahkan anaknya ke SMPN 13 Mataram pada tahun ajaran 2024/2025 di luar prediksi pihak sekolah. Pendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 13 Mataram membeludak, terutama pada jalur prestasi. Bahkan jumlah pendaftar melebihi kuota yang tertera di Petunjuk Teknis (Juknis) PPDB.
“Selama perjalanan PPDB, dari awal jalur afirmasi dan prestasi membeludak. Itu pun di luar prediksi saya, artinya tahun lalu kuota pendaftar jalur prestasi tidak pernah tercapai. Namun tahun ini pendaftar jalur prestasi mencapai 112 orang dari kuota 63 orang,” ujar Kepala SMPN 13 Mataram, H. Ahmad Saehu pada Rabu, 10 Juli 2024.
Dengan banyaknya pendaftar jalur prestasi, Saehu ingin semua pendaftar diterima. Hal itu dilakukannya untuk mengembangkan sekolah.
“Jalur prestasi yang sesuai kuota itu sebanyak 63 orang sudah daftar, sisanya yang terlempar itu saya beranikan diri untuk daftarkan. Saya ingin mengembangkan sekolah ini dengan siswa berprestasi,” ujar Saehu.
Kemudian, pada jalur zonasi jumlah pendaftar juga membeludak dan orang tua calon siswa yang merasa anaknya berada di zonasi SMPN 13 Mataram ingin agar diterima. Kondisi itu membuat pendaftar di SMPN 13 Mataram semakin membeludak.
“Orang tua siswa ngotot, mau tidak mau, suka tidak suka, kepala sekolah harus punya hati nurani. Animonya di luar prediksi, mudah-mudahan PPDB di SMPN 13 Mataram berjalan dengan rasa aman,” ujarnya.
Menurutnya, perbandingan pendaftar pada PPDB tahun sebelumnya sangat jauh jumlahnya dibandingkan tahun ini. Saehu menjelaskan, ia selalu berinovasi dalam memimpin sekolah agar jumlah siswa yang mendaftar di SMPN 13 Mataram terus bertambah. “Sejak memimpin di SMPN 13 Mataram, saya terus berinovasi untuk menambah siswa. Dari sebelumnya total 600 orang, sekarang sampai 1000 orang,” ujarnya.
Saehu juga menegaskan tidak ada pungutan apapun yang dilakukan selama PPDB ini, termasuk soal seragam sekolah.
“Tidak ada pungutan apapun, seragam sesuai arahan, bahwa seragam bukan merupakan syarat daftar ulang. Saya juga memberikan hadiah seragam layak pakai dari sumbangan siswa yang lulus kepada calon siswa yang tidak mampu. Seragam juga boleh beli di luar, kecuali seragam khas, tetapi tetap itu pun tidak pernah dipaksa,” pungkasnya. (ron)