Mataram (Suara NTB) – Sekitar 80 persen tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sandubaya mulai diangkut menuju Tempat Pengolahan Akhir Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat. Pembangunan tempat pengolahan sampah modern dinilai menjadi solusi jangka panjang penanganan sampah di Kota Mataram.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi dikonfirmasi pada Kamis 11 juli 2024 menyebutkan, volume sampah yang dihasilkan dari penutupan sementara Tempat Pengolahan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat mencapai 500-600 ton. Jumlah ini terakumulasi dari produksi sampah di Kota Mataram, rata-rata mencapai 200-220 ton per hari. Pasca pembukaan TPAR Kebon Kongok, secara bertahap tumpukan sampah di TPS Sandubaya diangkut ke Kebon Kongok. “Baru 80 persen yang sudah kita angkut ke TPA Kebon Kongok,” sebutnya.
Permasalahan di TPAR Kebon Kongok terjadi setiap tahunnya. Salah satu solusi jangka panjang adalah membangun tempat pengolahan sampah (TPS) modern seperti di TPST Sandubaya. Denny berharap pemerintah pusat menyetujui pembangunan TPST di Kebon Talo, Kecamatan Ampenan. Jika pembangunannya terealisasi maka dipastikan tidak ada sampah dibuang ke TPAR Kebon Kongok. “Solusinya bangun lagi TPST Kebon Talo,” ujarnya.
Rencana pembelian landfill baru di TPAR Kebon Kongok kata Denny, batal direalisasikan. Hasil rapat teknis dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemprov NTB dan DLH Kabupaten Lombok Barat menyepakati menggunakan lahan milik Pemprov NTB, yang masih berupa bukit. Bukit itu akan dikikis untuk dijadikan landfill baru.
Pembiayaannya sambung dia, secara keroyokan dari Pemprov NTB, Pemkab Lombok Barat, dan Pemkot Mataram. “Tanah milik Pemprov dan Pemkab Lobar berbentuk gunung akan dikikis dijadikan landfill baru sehingga biayanya dikeroyok bersama-sama,” terangnya.
Walikota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana mengatakan, penutupan sementara Tempat Pengolahan Akhir Regional Kebon Kongok di Kabupaten Lombok Barat akibat pemasangan geomembrane. Kondisi ini telah disampaikan secara langsung oleh Kadis Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi dan telah diambil langkah-langkah antisipasi.
Langkah antisipasi yakni memanfaatkan kembali transfer depo di Kecamatan Sandubaya, untuk mengantisipasi penumpukan sampah di lingkungan maupun pusat kota. Walikota berharap pemasangan geomembrane bisa cepat selesai, sehingga tidak mengganggu ritasi pengangkutan sampah dari Kota Mataram.
Menurutnya, keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Kecamatan Sandubaya, dinilai membantu mengatasi atau mereduksi volume sampah. “Kita cukup terbantu dengan adanya TSPT Sandubaya untuk mengurangi volume sampah,” jelasnya. (cem)